Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kopi Kebaikan

11 Maret 2024   15:18 Diperbarui: 11 Maret 2024   15:50 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Seorang pemuda sedang minum kopi (Pexel.com/Helena Lopes)

Di dalam cangkir kopi, kisah mengalir,
Dalam aroma, rahasia tersirat yang mempesona.
Tema tentang keikhlasan, bagai kopi yang menghangatkan,
Menyapa hati, dengan lebih dari sekadar cita yang menggoda.

Biji kopi telah digiling halus, namun,
Bagi yang terburu-buru, kenikmatannya tak terasa.
Mereka berdiri, bagai gula yang tak larut,
Pemandu sorak, tapi tanpa hangat kopi yang membumi.

Di kafe yang ramai, kehangatan dan keharuman beriringan,
Tapi kesendirian tersembunyi, menyulut rindu.
Mereka yang 'sok amal saleh', seremonial diatur,
Namun tak menyentuh jiwa, gestur yang datar.

Namun di tengah hiruk-pikuk, ada gelas kopi tersisa,
Menyirami jiwa yang haus akan kebaikan.
Bukan aroma mahal, tapi keikhlasan dan kebaikan,
Itulah yang menggoda jiwa yang kelaparan.

Janganlah terlena oleh penampilan yang mempesona,
Kebaikan sejati tak selalu gemerlap memikat.
Dalam keikhlasan dan kebaikan yang tulus,
Terpancarlah sinar menghangatkan, di dunia yang serba menipu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun