Mohon tunggu...
MASFAATUL FAUZIAH
MASFAATUL FAUZIAH Mohon Tunggu... Guru - MASFAATUL FAUZIAH

EDUKASI

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengembangan Sikap Toleransi pada AUD

2 Juli 2021   16:04 Diperbarui: 2 Juli 2021   16:19 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Metode bercerita yang digunakan dalam penelitian adalah kegiatan bercerita  menggunakan alat peraga tidak langsung. Kegiatan dimulai dari  cerita pengalaman pribadi yang dapat memunculkan perbedaan antara pendapat atau cerita anak yang satu dengan yang lainnya serta cara anak  mengkontruksikan pengetahuan tentang sikap atau perilaku yang harus dikembangkan selama teman menyampaikan cerita guru menggunakan berbagai cara untuk menyampaikan perbuatan yang baik dalam berprilaku.

            Berdasarkan hasil pengamatan anak kelompok B TK Bani Hasyim diperlukan suatu usaha untuk memperbaiki pembelajaran dikarenakan masalah  sering terjadi ketika anak menemui adanya perbedaan diantara mereka. Perbedaan bisa dalam bentuk ide, kepemilikan barang, atau pengalaman serta kebiasaan sehari-hari. Anak lebih dominan hanya berteman dengan anak yang  sependapat  atau  mempunyai  persamaan  bahkan  memaksakan  kehendak sehingga  dalam  berinteraksi  sering  timbul  permasalahan  dalam  bersosialisasi, misalnya anak tidak sabar menunggu giliran anak suka memaksakan kehendaknya. Selain  itu  anak  yang merasa  kurang mampu hanya diam dan menarik diri saat melakukan kegiatan di sekolah. Kelompok yang lebih suka bercerita selalu ingin mendapat giliran terlebih dahulu dan memaksakan kehendak atau ide mereka, dan anak kurang menghargai teman yang berbeda.

            Guru menyadari adanya kelemahan dalam pengelolaan kelas, dan apabila perbedaan keinginan terus dibiarkan dalam jangka waktu lama akan menimbulkan keengganan bagi anak yang lain untuk menyampaikan pendapat atau aktif berkegiatan. Anak menjadi tidak bebas berteman atau berinteraksi dengan teman yang lain karena merasa berbeda, dan hanya mau bermain dengan teman yang mempunyai persamaan. Kegiatan di sekolah yang semula dianggap potensial dapat mengembangkan berbagai kemampuan anak akan menjadi kegiatan yang tidak menyenangkan. Untuk itu peneliti menganggap penting dilakukan usaha penelitian yaitu dengan judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Perilaku toleransi Anak Melalui Metode Bercerita Pada Anak Kelompok B TK Bani Hasyim  Kecamatan Cerme

            Masalah dalam meningkatkan prilaku toleransi diantaranya adalah 1) Apakah metode bercerita dapat meningkatkan perilaku toleransi pada anak ?. 2) Bagaimana metode bercerita dapat meningkatkan perilaku toleransi pada anak  kelompok B di TK Bani Hasyim Kecamatan Cerme

            Pengertian toleransi berasal dari bahasa latin yaitu “ tolerare “ artinya menahan diri, berikap sabar dan membiarkan orang lain berpendapat lain dan berhati lapang terhadap orang-orang yang memiliki pendapat berbeda. [1]

 

            Sikap toleransi dan cinta damai adalah penanaman kebiasaan bersabar, tenggang rasa, dan menahan emosi serta keinginan. Toleransi diartikan sebagai suatu kualitas sikap membiarkan adanya pendapat, keyakinan, adat-istiadat, dan perilaku orang lain yang berbeda dengan dirinya (Suyati Sidharta, 2009:14).

 

            Fungsi Dan Peran Toleransi bagi anak  (1) Menjaga hubungan yang baik dengan Allah. Pada akhir masa kanak-kanak beberapa pelanggaran ringan oleh anak lebih besar disebabkan oleh ketidaktahuan akan apa yang diharapkan dari padanaya atau karena salah mengerti peraturan. Hurlock(1980:166) oleh karenanya ganjaran dan hukuman sudah harus dikenalkan agar esensi disiplin anak lebih besar dan dapat diterapakan pada diri anak untuk berhubungan baik Tuhan dan sesama. (2)Menghilangkan perbedaan antar umat manusia. Mengenalkan pada anak bahwa Tuhan menciptakan manusia dibumi ini dengan banyak perbedaan, jadi  anak yang satu tidaklah sama dengan anak yang lain.Allah menciptakan seperti itu agar manusia bisa saling melengkapi satu dengan yang lainnya baik kelebihan maupun kekurangannya. Hurlock (1980:119) menyatakan perbedaan bentuk perilaku dalam bentuk situasi sosial selama awal masa kanak-kanak kebanyakan kelihatan pola tidak sosial atau anti sosial yang menjadi pengalaman belajar yang memungkinkan anak mengerti apa yang disetujui dan tidak disetujui oleh kelompok sosial serta apa yang dapat diterima oleh kelompoknya. Rosita Endang Kusmaryani (2011:112) mengemukakan bahwa ada beberapa kegiatan untuk mengenalkan persamaan dan perbedaan pada anak. Kegiatan ini dapat membantu anak untuk dapat memahami beberapa hal yang menjadi persamaan sekaligus perbedaan apabila dibandingkan dengan orang lain .dari pendapat tersebut disimpulkan bahwa sikap toleransi dapat dimunculkan melalui kegiatan bercerita tentang pengalaman masing-masing, karena melalui kegiatan ini akan menstimulasi kepekaan dan kesadaran sosial tentang adanya persamaan dan perbedaan. (3) Menciptakan perdamaian sejati pada diri anak. Hurlock (1980:118) menyatakan perilaku akrab merupakan salah satu pola prilaku sosial anak untuk memperoleh kepuasan dari hubungan yang erat dan personal dengan orang lain berangsur-angsur memberikan kasih sayang kepada orang diluar rumah(4)Perkembangan Sosial Anak. Anak pada usia 4-6 tahun mulai mengalami perkembangan sosial dan mulai belajar mengenal lingkungan. Meluasnya lingkungan sosial anak, menyebabkan mereka berhadapan dengan pengaruh-pengaruh dari luar, meskipun masih mempunyai sudut pandang egosentris, mereka mulai menunjukkan aktivitas yang kooperatif. Hal ini ditunjukkan dengan melakukan kegiatan bersama melalui cara-cara yang lebih dapat diterima oleh lingkungan sosial mereka (Tadzkiroatun Musfiroh, 2008: 9).

 

Anak usia prasekolah telah mampu menghubungkan berhasil  tidaknya suatu  perbuatan  dengan  dirinya  sendiri. Maka  peran  guru  untuk  memberi kesempatan kepada anak agar mampu mengembangkan sikap mandiri sangat penting. Dalam hal ini anak membutuhkan keyakinan terutama dalam apa yang dilakukannya dan yang dihasilkannya. Kecenderungan ini harus diberi stimulasi apabila guru ingin menyampaikan dorongan manipulasi dan eksplorasi anak (Tadkiroatun Musfiroh, 2008: 11).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun