Mohon tunggu...
Mary S
Mary S Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

70% insomnia, 20% penulis lepas, 10% pelajar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Musim Panas Lail

14 November 2022   17:37 Diperbarui: 15 November 2022   04:54 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kita semua berduka dalam cara yang berbeda.

Ibu mungkin harus meluapkan dukanya dengan menjaga jarak dan menangis didalam mobil. Ibu Lail mungkin dengan berwajah tegas meski sorot matanya rapuh, Radi mungkin dengan membawa masa lalu kembali ke permukaan. Lalu aku, mendengarkan lagu dan membayangkan Lail Birana di hari terakhir sebelum libur kenaikan kelas lalu.

Di detik terakhir sebelum musim panas Bandung itu---aku dengar, Lail senang menyebutnya sebagai musim panas karena ia suka meromantisasi kota ini agar terasa seperti di mancanegara---aku tidak mengatakan apa-apa.

Walaupun demikian, Lail Birana melepas ikat rambutnya dan sudah menggendong tas, mengucapkan sampai jumpa dengan beberapa anak kelas yang masih ada. Aku kira itu saja, dan kami akan bertemu kembali seperti biasa di kelas 12 usai libur panjang yang akan segera dimulai itu.

Aku kira begitulah yang akan terjadi, sampai Lail berbalik. Senyumannya begitu lebar dan ia tampak bahagia. Dia melihat kearahku. "Semoga musim panasmu menyenangkan, Hamsa."

Di detik itu, jawabanku terucap, tapi tidak akan sampai padanya. Aku menyukai Lail Birana. Tidak ada "sebab", "karena" dan "seperti". Bukan lagi karena isi kepalanya. Aku menyukainya dan lebih, tidak menginginkannya karena dia adalah manusia merdeka---bebas dari keinginan dan ambisi apapun yang seseorang mungkin miliki. Satu-satunya keinginan yang tidak bisa aku abaikan hanyalah aku ingin melihat Lail Birana lebih lama lagi, karena hanya dia saja yang membuatku senang. Mungkin juga karena matanya berbahasa dalam lantunan yang sedih. Aku ingin menangis sambil memeluknya.

Semoga musim panasmu dan saat itu berakhir pun menyenangkan, Lail.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun