Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIASTS

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Meski Telat Panas, AC Milan Berpeluang Tutup Musim dengan Apik

7 April 2024   10:42 Diperbarui: 11 April 2024   17:05 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruben Loftus-Cheek (kiri), merayakan gol bersama rekannya usai cetak gol pada laga versus Bologna (27/1/2024).(AFP/PIERO CRUCIATTI) via kompas.com

Seusai tersingkir ke Europa League karena gagal bersaing di "Grup Neraka" Champions League 2023/2024, AC Milan sukses panaskan mesinnya lagi. Di Serie A mereka bisa menang lima kali beruntun hingga salip Juventus sebagai runner-up. Sementara di Europa League mereka dengan mantap akan berlaga di perempatfinal. Mampu tutup musim dengan apik, Rossoneri?

Menjamu Lecce dalam lanjutan giornata 31 Seria A, Sabtu (6/4/2024) WIB, AC Milan berhasil unggul telak 3-0 via gol Christian Pulisic, Olivier Giroud dan Rafael Leao. Kini Rosonerri teguh berada di peringkat kedua dengan 68 poin, unggul 9 poin dari Juventus hingga artikel ini dinaikkan. 

Mengejar Inter Milan? Lupakan saja. La Beneamata hanya tinggal meresmikan trofi yang sudah di depan matanya.

Punya predikat sebagai semifinalis UCL musim lalu (2022/2023), AC Milan membenahi skuadnya untuk kembali bersaing di level Eropa musim ini. Ruben Loftus-Cheek, Christian Pulisic, Samuel Chukwueze, Yunus Musah dan Noah Okafor didatangkan setelah mendapat "uang kaget" hasil penjualan Sandro Tonali.

Namun drawing UCL ternyata membuat AC Milan cukup kena mental. Tergabung di Grup F, mereka harus bersaing dengan PSG, Borussia Dortmund dan Newcastle United untuk memperebutkan dua tempat ke fase knock-out. Hasilnya, Rossoneri harus puas berada di peringkat ketiga, dan turun kelas ke UEFA Europa League (UEL).

Kondisi tim sempat goyang, terutama mulai berhembusnya isu pemecatan terhadap allenatore Stefano Pioli. Zlatan Ibrahimovic bahkan harus turun gunung, masuk sebagai salah satu penasihat tim, guna membangkitkan skuad dari keterpurukan. Sempat membuat banyak orang bingung dengan perannya, but it works!

Zlatan yang lebih sering memberi informasi ke luar, menjadi central of attention pemberitaan mengenai AC Milan. Sementara di Camp Milanello, Stefano Pioli bisa fokus untuk memperbaiki mental anak asuhnya tanpa banyak ditanyai seputar isu pemecatan. 

Rafael Leao cs bisa menyalakan mesinnya lagi yang sempat "mampet" gara-gara persaingan di UCL. Statement mereka pun jelas, akan mengejar trofi Europa League sebagai pelipur lara, sembari memperbaiki peringkat di Serie A. Semangat ini yang bisa membuat AC Milan bangkit di periode sepertiga akhir musim.

Peluang meraih gelar sangat terbuka di ajang UEL. Di saat banyak pihak menjagokan Bayer Leverkusen dan Liverpool karena alasan sentimental Xabi Alonso, AC Milan bisa saja menyodok ke Final dengan pengalaman Eropa-nya. Mereka harus melewati dulu hadangan AS Roma di perempatfinal, sebelum berpeluang menghadapi kedua tim itu di empat besar.

Cedera "Berjamaah" Para Bek di Fase Krusial

Inilah faktor teknis utama kegagalan AC Milan bersaing hingga tengah musim. Mempunyai bek-bek yang levelnya bukan top dunia, mereka tentu harus sering tampil untuk memadukan satu sama lain di atas lapangan. Faktanya, Simon Kjaer, Fikayo Tomori, Pierre Kalulu dan Malick Thiaw ternyata harus cedera berjamaah di fase krusial!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun