Kami sdh jauh dari danau. Aku tak punya snack untuk dikudap dalam  perjalanan. But oke..tapi untung tadi pagi aku sempat makan apple untuk  kesehatan pencernaan. O... ya aku jadi ingat bahwa  listrik di  Pulau Ssamosir berasal dari PLTA Sigura-Gura...yang kabelnya lewat dasar danau Toba.
Aku lihat di kota kecil  TigaBbalata di Simmalungun suasananya  mirip di Sumbar saja. Aku lihat ada moto: i shame if am late- moto pada gerbang sekolah. Wah pemandangannya  boring dalam hutan sawit melulu. Aku juga melihat pekerja sibuk menyemprot  rumput dengan  round up di seputar pohon sawit dan juga menumpukan pelepah  sawit untuk disingkirkan.
Akhirnya kami keluar dari wilayah Danau Toba. Kami berada di Pematang Siantar. Ya jarang tampak mesjid, dan banyak gereja dan kuburan keluarga khas hkbp- huriah kriten batak protestan. Lucun ya di  jalan Sisingamangaraja Siantar ada perempatan jalan yang tanpa traffic light.
Lepas  dari daerah Pematang Siantar aku melihat laang  jagung yang luas dan lahan ubi buat tepung gaplek, juga lahan karet. Semua dikelola oleh perusahaan. Kebun karet begitu luas dari pinggir kota Siantar terus  ke daerah Tebing Tinggu. Lepas dari daerah Tebingtinggi juga terbentang kebun karet yg luas.
O...disana  juga ada rel kereta api di Tebingtinggi. Kota Tebing Tinggi cukup besar. Aku tahu bahwa karet diolah pada babrik latek di Tebing Tinggi.
Kami kemudian  berhenti di rumah makan dalam  kota Tebing Tinggi. Di sini aku merasakan  makan siang enak yang pertama dalam  tour kami. Aku tidak ikut makan di rumah makan. Meskipun rumah makan milik orang Pariaman, namun aku makan siang dalam mobil bareng  dengan Abi Marta dan guru guru wanita. Wah ternyata untuk  sampai ke kota Medan kami butuh waktu satu  dan  setengah  jam  lagi.
Kami berada kemudian di kota kecil Sungai Rampah, suasana muslim makin terasa, banyak mesjid sepanjang jalan. Kebun sawit juga luas. Kami sampai di daerah Sungai Si Jenggi – yaitu di daerah Perbaungan dimana terasa suasana Melayunya. Jalan kereta api sepanjang jalan raya Perbaungan. Kotanya  cukup besar. Ketika melintasi daerah ini hujan begitu lebat.
Di kota Perbaungan terdapat daerah sawah yang cukup luas. Setelah itu kami pun berada di Lubuk Pakam- wilayah Deli Serdang. Kemudian  terus Tanjung Morawa. Al last kami semua tiba di kota Medan. Medan sebagai kota besar punya banyak  beca ojek.
Jadi dari Danau Toba ke Medan, kami membutuhkan waktu selama  5 jam perjalanan.
Kami cek in di hotel Garuda Citra. Aku  sekamar dengan Osrimal di kamar nomor 102 . Sebelah kamar ada room buat meeting, namun tidak bising. Habis magrib Abi Marta mengajak  ke Medan Plaza, kami naik beca dayung sewanya RP.  15 ribu untuk berdua. Aku melihat lihat pakaian, dan terakhir aku membeli dua buku belajar bahasaa Inggris lewat cerita lucu dan humor. Harganya ringan dan buku ini bermanfaat buat anakku dan murid muridku. Pulang ke hotel dan aku kemudia bayar beli pulsa dan ongkos beca pada Marta.
Perut jadi keroncongan dan kami keluar lagi buat beli bandrek. Aku baru tahu kalau bandrek itu minuman susu  pakai jahe dan bagus untuk menghangatkan tubuh. Kami kembali ke hotel, ngumpul ngumpul di kamar Marta. Ada yang  datang, Buk Arifna membawa goreng ikan. Mr Ay dan dan pak Hendun menjemput magic com dari mobil and  we have a dinner.