Jam 2.30 dini hari kami berhenti lagi di resto di kota Sipirok- Restoran Minang Maimbau, ini memang kedai nasi Islam. Tentu saja Pak sopir perlu melepas ngantuk dan lelah dengan segelas kopi. Lagi lagi kami melaju. Kami sholat subuh di kota kecil Porsea, mesjid kecil, karena susah cari mesjid buat sholat subuh dan kami sholat subuh sudah lewat pukul 6.00 pagi. Porsea adalah pusat Kristen yang besar di Tanah Batak.
Jalan yang kami lewati cukup jelek, jalan propinsi banyak lobangnya. Aku baru melihat keindahan alam di kota ini , ya ibarat di Sumbar atau Tanah Datar saja. Bedanya di sana ada budaya gereja dan nama mobil serta kota juga beda. Kami kemudian melewati kota kecil “Lumban Julu” sebuah kota pertanian. Lagi-lagi jalan rayanya kurang terawat berlobang- lobang. Kok bisa begini ya, pada hal Sumatera Utara itu kaya dengan industry pertanian sawit dan karet. Nanun jalan raya saja kurang terurus.
Akhirnya kami berhenti di SPBU (pom bensin) di kota Prapat, di pinggir Danau Toba. Kami memasuki gerbang Danau Toba dan kami dihentikan oleh petugas untuk retribusi. Kalau boleh di sana ada aba- aba atau papan pengumuman. Kami kemudian menuju pelabuhan Tigaraja karena kami sudah booking di sana untuk menyeberang ke pulau Samosir. Suasana bisnis seputar pinggir danau terlihat.
Kami mencari areal parkir dan kami di sini makan pagi di kota kecil Tiga Raja. Daerahnya kurang bersih...pada hal seharusnya daerah ini dijadikan sebagai daerah “tourist destination” dengan kyualitas kebersihan yang berstandar internasional- namun ya ampun....sampah dan kualitas jalan yang jelek.
Pulau Samosir adalah pulau kecil yang berbukit- bukit dalam Danau Toba. Makan pagi....”ya ampun selera kami jadi hilang, suasana dikelilingi oleh makanan yang tidak halal”. Untung kami bawa goreng ayam, goreng kacang...dan kami coba mencari restoran halal, namun tetap kurang yakin kehalalannya.
Habis makan pagi, Mr Ay kasih tahu bahwa “orang motor boat” sudah datang dan kami harus menurunkan bagasi dari mobil. Aku berfikir kalau ada ferry yang bisa membawa mobil ke pulau ternyata mobil kami diparkir...dan kami menyeberang pakai kapal motor dengan merek caterina. Kami membawa tas/ bagasi dan mengambil foto foto di dermaga dan masuk boat, aku juga naik ke boat lantai dua. Aku melihat nakhoda stir kapal. Terasa Danau Toba begitu mempesona dan memang luas. Kami keliling Pulau Samosir dengan kapal motor carolina milik dari carolina cottage. Boat kami kemudian berlayar membawa kami ke desa Simanindo...kami juga belajar tari tor tor.
Kami terus ke hotel ... , aku ngomong- ngommong dengan bule dari Sweden. Nama mereka Eva dan ullamo. Aku jadi asyik ngobrol dan Pak Datuk Edimaizul juga agak lama di kamar mandi sehingga aku tidak sempat sholat zuhur, kecuali mandi dan ganti baju..kami mengunjung desa di pulau Samosir aku lupa namanya. Kami melihat souvenir
Disuguhi keterangan tentang budaya Batak, wah aku dikelilingi anak-anak mungkin karena aku pencinta anak anak. Inang-inang penjual souvenir merayuku dan aku beli t- shirt 4 helai buat dibawa pulang.
“Aku hampir tak bisa menghindari rayuan penjual souvenir”
Kami terus berlayar ke desa Tomok...aku tidak turun dari kapal motor Carolina dan aku memutuskan untuk merlakukan sholat- jamak zuhur dengan sholat ashar di atas kapal dan nakhoda yang beragama nasrani tersebut mempersilahkan dan ia turun ke bawah. Kalau turun aku pasti shopping lagi dan I have no money. Aku lama menunggu, nakhoda pasti juga sudah bosan menunggu.
“Lama juga menunggu teman yang pergi shopping dan matahari terbenam. di ufuk barat. Nakhoda sudah separoh kesal.... Come back ke lekjon cottage di desa Tuk Tuk “