Tekanan para biadab yang tak beradab hanya bayangan tak berdaya
Jembatan harapan pantas disematkan pada bahumu yang penuh upaya meski mendapat bahaya
Hingga titik darah penghabisan kau seakan tak akan pernah menyerah bersuara layaknya rembulan yang menyinari gulita
Sedikit demi sedikit kini nampak perubahan yang pasti dalam dirimu
Wajahmu tak bersinar lagi walau matahari senantiasa menerpakan sinarnya di pelipismu
Seakan ada yang menerormu dari kejauhan? Ataukah tempat kerjamu mulai mengganggumu?
Yang pasti suara merdumu itu kini seakan pudar dalam hitungan detik, menit
Dibalik semua keresahanmu itu, rakyat mengenalmu dengan nama yang sangat indah
Sebut saja namamu Febri Diansyah, aktivis ulung, pemberantas korupsi sejati, walau kini sayapmu patah
Kau patah bukan karena latah, tapi karena menjaga independensi dan wibawa
Cinta yang kau tanamkan dalam instansi yang telah kau tempati mengabdi seakan menjadi ancaman bagimu?