Mohon tunggu...
Margaretha
Margaretha Mohon Tunggu... Dosen - A passionate learner - Ad Astra Abyssoque.

Margaretha. Pengajar, Peneliti, serta Konselor Anak dan Remaja di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Saat ini tengah menempuh studi lanjut di Departemen Pediatri, the University of Melbourne dan terlibat dalam the Centre of Research Excellence in Global Adolecent Health.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mengapa Narsis?

7 Oktober 2021   19:12 Diperbarui: 8 Oktober 2021   09:06 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: well.blogs.nytimes.com

Jika narsisisme disertai rendahnya empati, dapat membuat kurang merasa bersalah telah menyakiti orang lain.

Gejala narsisisme

Ada beberapa tanda dan gejala kepribadian narsisisme. Beberapa gejala dapat tampak seperti:

  • Merasa dirinya sangat penting dibandingkan orang lain secara berlebihan
  • Merasa memiliki hak untuk diperlakukan istimewa dan khusus
  • Membutuhkan kekaguman yang terus-menerus dan berlebihan
  • Berharap diakui sebagai atasan bahkan tanpa dasar prestasi
  • Membesar-besarkan prestasi dan bakat yang dimilikinya
  • Disibukkan dengan fantasi tentang kesuksesan, kekuatan, kecemerlangan, kecantikan, atau pasangan yang sempurna
  • Memiliki keyakinan bahwa mereka lebih unggul dan hanya bisa bergaul dengan orang yang sama-sama istimewa
  • Memonopoli percakapan dan meremehkan atau memandang rendah orang-orang yang mereka anggap lebih rendah
  • Tidak suka dibantah atau dipertanyakan keinginannya
  • Memanfaatkan orang lain untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan
  • Tidak mampu atau tidak mau memahami kebutuhan dan perasaan orang lain
  • Iri pada orang lain dan berpikir bahwa justru orang lain yang iri pada mereka
  • Berperilaku sombong atau angkuh, tampil angkuh, sombong, dan sok
  • Bersikeras untuk mendapatkan yang terbaik dari semuanya - misalnya, mobil atau pakaian terbaik.

Namun perlu dipahami, level gejala pada masing-masing orang sangat bervariasi.

Harga diri yang rapuh membuat Narsis kesulitan mengelola stress

Narsis akan kesulitan berhadapan dengan apa pun yang mereka anggap sebagai kritik, misalkan:

  • Menjadi tidak sabar atau marah ketika mereka tidak menerima perlakuan khusus
  • Bermasalah dalam hubungan interpersonal/intim dan mudah merasa diremehkan
  • Bereaksi dengan marah atau jijik dan meremehkan orang lain untuk membuat diri mereka tampak lebih unggul
  • Memiliki kesulitan mengatur emosi dan perilaku
  • Mengalami masalah besar yang berhubungan dengan stres dan beradaptasi dengan perubahan
  • Merasa tertekan dan murung jika merasa mereka gagal tampil sempurna
  • Memiliki perasaan tidak aman, malu, rentan, dan terhina.

Secara umum, kemampuan mengelola stress dan frustasi seorang Narsis sangat rendah. Jika mengalami frustasi, apalagi jika menghadapi tantangan/ hal yang beresiko menjatuhkan harga dirinya, ia bisa menjadi manupulatif dan agresif. 

Dalam rangka menutupi kekurangannya, narsis akan menampilkan dirinya hebat, baik dan pandai berkata-kata agar tampak sempurna. Tidak jarang juga disertai kesombongan.

Tapi sebenarnya, seorang narsis memiliki harga diri yang sangat rapuh. Sikap sok-sombong dan tidak empatik-menyakiti orang lain, hanyalah cara mereka membangun benteng atas kerapuhan egonya.

Epidemi narsisisme

David Brooks dalam artikelnya di New York Times pada 10 Maret 2011 menyebut narsisisme sebagai gangguan yang telah termanifestasi secara umum di Amerika Serikat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun