Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Freelancer - Rahmatullah Safrai

Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Maman dan Jamlekon

29 November 2019   12:00 Diperbarui: 29 November 2019   12:44 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Astagfirullah, ampun ya Allah. Man, kalau keinginan kamu begini, sampai lebaran monyet juga gak ada yang mau sama kamu!" Bapak serasa sudah putus asa. "Kalau kamu terus-terusan begini dan gak kawin-kawin, terus nanti siapa generasi penerus pewaris perkebunan jengkol keluarga kita."

"Bapak, Emak, jangan khawatir. Maman pasti kawin nanti. Jangan dipikirin. Kalau Allah sudah kun fa yakun, jodoh nanti dateng sendiri."

"Tapi kalo tanpa ikhtiar sampai nunggu kapan, Man?"

Maman sudah selesai memandikan Jamlekon sore itu. Mereka berdua pun berniat jalan-jalan keliling kampung. Sang Hanuman ingin mengembara dalam pencarian cinta.

Ketika di perempatan jalan kampung, Maman berpapasan dengan tiga orang gadis cantik. Tapi mereka pada ketakutan melihat Jamlekon yang bertengger di pundak kiri Maman. Mereka pun pada ngacir, padahal Maman pengen kenalan. Maman sejenak berpikir setelah beberapa kali mendekati para gadis, semuanya pada kabur, "cewek di kampung sini gak pada asik."

Lalu tak seberapa lama Maman melihat ada keramaian di lapangan bola. Dari suara musiknya seperti ada topeng monyet. Apa pun yang berhubungan dengan monyet pasti Maman suka, maka iya pun langsung meluncur ke lokasi.

Maman mengambil posisi yang bisa melihat pertunjukan topeng monyet dengan jelas. Maman girang dan tepuk tangan melihat pertunjukan seru seekor monyet di tengah lapangan. Malah Maman meniru gaya sang artis monyet itu yang lagi pakai payung pergi ke pasar.

Tiba-tiba saja Jamlekon meloncat ke tengah lapangan. Jamlekon menghampiri seekor monyet yang sedang beraksi di tengah lapangan itu. Jamleko terlihat seperti ingi berdekatan dengan monyet itu. Maman bergegas mengambil Jamlekon. Hingga membuat pertunjukan menjadi terganggu. Monyet itu jadi lari dan jamlekon mengejarnya, Maman ikut ngejar Jamlekon.

"Hah! Minggir! Kamu sudah merusak show, Jameilah!" kata sesosok yang wajahnya tertutup topi lebar itu. Dialah sang tuan monyet itu.

Pas Maman menoleh, sosok berkemeja panjang kotak-kotak itu melepaskan topinya. Wajah Maman terpesona, ternyata sosok dibalik topi itu adalah seorang cewek berparas ayu, persis seperti artis Bollywood. Maman terperanga dibuatnya. Seolah kecantikannya melepaskan ribuan anak panah cinta yang menghujam hati Maman.

Cewek itu menghapiri Maman. Diketoknya kepala Maman dengan topinya. Maman menjadi keget, musnah sudah lamunannya. Hati Maman semakin bergejolak. Begitu deg-degan menghadapi cewek itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun