Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Freelancer - Rahmatullah Safrai

Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Maman dan Jamlekon

29 November 2019   12:00 Diperbarui: 29 November 2019   12:44 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu yang jengkel mengambil sandal jepitnya. Ibu mengambil ancang-ancang membidik sendal jepit ke arah muka Maman. Sandal jepit pun meluncur dan tepat mengenai pipi kiri anaknya itu.

Maman kaget ada sendal jepit mencium pipinya. Jamlekon yang juga kaget jadi ketakutan dan langsung masuk ke dalam rumahnya. Sebutir pisang jatuh mengenai peci miring Bapak.

"Anak sialan!" Bapak sudah sangat geram sekali.

Maman mencopot benda yang menyumpel kupingnya itu. Barulah Maman mendengar keributan di bawah.

"Ada apa sih ribut-ribut?" tanya Maman tanpa berdosa.

"Ada sunami di gunung Semeru," kata Emak.

"Masa iya di gunung ada sunami?" Maman tampak memikirkannya.

"Yang gak ada, tolol! Yang ada juga Bapak kamu kepeleset kulit pisang."

"Makannya hati-hati dong, Pak, pake mata kalo jalan," Maman malah menggurui, membuat kedua orangtuannya jadi tambah jengkel.

"Sontoloyo, anak gendeng. Udah salah malah menggurui," gerutu Bapak sambil dibantu berjalan sama Emak.

"I'am sorry, Mom, Dead...." Maman nyengir persis kaya Jamlekon girang di kasih pisang ambon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun