Mohon tunggu...
Maman Abdullah
Maman Abdullah Mohon Tunggu... Pengasuh Tahfidz | Penulis Gagasan

Magister pendidikan, pengasuh pesantren tahfidz, dan penulis opini yang menyuarakan perspektif Islam atas isu sosial, pendidikan, dan kebijakan publik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Islam vs Politik Praktis: Mana yang Paling Mulia?

19 September 2025   08:10 Diperbarui: 19 September 2025   08:14 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika mendengar kata politik, sebagian orang langsung terbayang perebutan kursi, debat panas di televisi, atau janji manis menjelang pemilu. Bagi banyak orang, politik identik dengan kepentingan praktis, uang, bahkan intrik. Tak heran, muncul ungkapan “politik itu kotor.”

Namun, jika kita menengok pada ajaran Islam, politik memiliki makna yang jauh lebih mulia. Politik dalam Islam bukan sekadar permainan kepentingan, tetapi cara mengatur urusan umat agar sesuai dengan nilai-nilai yang diridai Allah. Di sinilah letak perbedaan antara politik praktis ala dunia modern dan politik Islam yang berangkat dari akidah.

Politik Praktis: Realitas Sehari-Hari

Di Indonesia, politik praktis terasa begitu dekat. Ia hadir dalam bentuk kampanye, baliho di pinggir jalan, hingga janji pembangunan yang bertebaran menjelang pemilu. Politik praktis umumnya berfokus pada perebutan kekuasaan.

Tujuannya jelas: siapa yang menang, dia berhak menentukan arah kebijakan. Tidak jarang, kepentingan rakyat tersisih oleh kepentingan partai atau kelompok tertentu. Itulah sebabnya banyak masyarakat yang apatis, merasa politik hanya untuk segelintir orang, bukan untuk semua.

Politik Islam: Pengaturan Umat

Sebaliknya, Islam memandang politik sebagai ri‘ayah syu’un al-ummah—pengaturan urusan umat. Artinya, politik adalah amanah untuk memastikan kebutuhan masyarakat terpenuhi, keadilan ditegakkan, dan nilai kebaikan menyebar.

Nabi Muhammad ﷺ menjadi teladan dalam hal ini. Beliau tidak hanya seorang pemimpin spiritual, tetapi juga kepala negara yang mengatur urusan sosial, ekonomi, hingga diplomasi. Semua dilakukan bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk kemaslahatan umat.

Dalam Islam, pemimpin digambarkan sebagai penggembala yang bertanggung jawab atas gembalaannya. Rasulullah ﷺ bersabda, “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari-Muslim).

Mana yang Lebih Mulia?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun