Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Penulis Biasa

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bumbu "Laknat"

10 Agustus 2020   00:57 Diperbarui: 13 Agustus 2020   08:02 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
theconversation.com

"Siapa sih? Malam-malam nelpon? Nomor nggak jelas lagi."

Ketika kuangkat, terdengar suara wanita.

"Maaf ya, siapa ini?" Tanyaku penasaran dengan sosok di belakang yang terdengar seperti terisak. 

"Aku Niken Mas, suamiku marah-marah karena aku menyimpan nomormu. Dia curiga kalau aku selingkuh. Mas tolong aku! Suamiku memukul wajahku. Aku nggak bisa melawan. Dia sangat beringas."

Terdengar suara wanita itu dalam ketakutan. Suara nampak gaduh. Aku hanya mendengarkan dengan perasaan yang kalut.

Di belakang suara wanita itu, seorang laki-laki membentak, "Hai, siapa yang kamu ajak bicara? Selingkuhanmu ya? Kamu sudah berani main-main sama laki-laki lain? Bangsat kamu ya! Tak lama suara ponsel itu berhenti, setelah beberapa saat sebelumnya terdengar suara benturan yang amat keras.

Aku yang tidak tahu menahu duduk persoalannya dengan pasti, tidak bisa berbuat banyak.  Aku panik, khawatir keselamatan mengancam jiwa wanita yang bertemu dengannya di toko buku itu.

Dalam malam sepi itu, hati dan pikiranku masih terbayang wajah Niken. Aku berharap suami Niken tidak berbuat lebih jauh. Apalagi sampai mencari posisiku. Aku berharap masalah ini selesai. Aku tak ingin menambah masalahnya dan mempersulit diriku.

Meskipun demikian, aku bukanlah pria pengecut yang membiarkan wanita tak berdaya disiksa pria yang tak bermoral, meskipun suaminya sendiri.

Kucoba-coba cari alamat yang pernah ia katakan sewaktu di toko buku itu.

Dan tepat, esoknya kudapati sebuah rumah yang mewah di dekat perempatan Sumur Bandung. Rumah itu sangat bagus, dengan pagar tinggi bercat putih. Di dalamnya ada taman dan air mancur yang terus menari. Rumah itu sungguh mewah,  seperti rumahnya seorang bejabat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun