Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Penulis Biasa

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bumbu "Laknat"

10 Agustus 2020   00:57 Diperbarui: 13 Agustus 2020   08:02 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
theconversation.com

Kulihat ada buku yang menurutku menarik. Kuambil dan kubaca resensi buku yang menurutku sangat memancing keingintahuanku.

Tak terasa dalam keasyikanku sebuah tangan menepuk pundakku. Aku terkejut dan seketika kutolehkan wajahku ke arah  sosok itu. Betapa kagetnya aku, dialah wanita yang tadi berbincang-bincang denganku di dalam bis kota. Wanita sendirian yang sepertinya terburu-buru turun dari bis itu.

"Eh, Mbak. Sepertinya tadi Mbak turun di pintu masuk Bandara ya?" Tanyaku basa-basi.

"Iya, Mas. Saya juga gak kepikiran mau ke sini. Eh, ngga tahunya ketemu Mas. Makanya aku berani menegur." 

Jawabnya dengan rona wajah yang lebih akrab. Mungkin karena pernah bertemu, makanya ia nggak sungkan lagi. Meskipun aku sama sekali belum mengenalnya.

"Buku bagus, Mas. Kayaknya mas suka membeli buku-buku berbau agama ya? Kelihatan sekali masnya ramah dan akrab dengan semua orang." Sekali lagi ia ingin membangun keakraban.

"Eh, ngomong-ngomong kalau boleh tahu siapa nama Mbak?" Tanyaku ketika wanita itu tengah asyik menimang-nimang  buku di tangannya. Ia tidak membacanya namun hanya melihat covernya.

"Namaku Niken. Masnya siapa?" Tanyanya balik.

Dengan ragu aku sengaja memandang wajahnya seperti penasaran karena wanita ini begitu mudahnya bergaul. Kujawab saja, "Namaku Edi. Mbak sebenarnya mau kemana? Sepertinya agak bingung? Tadi turun di pintu masuk bandara saya kira mau terbang ke Jakarta atau menjemput seseorang."

Wanita itu menoleh padaku, sambil meletakkan buku yang ada di tangannya. Dan tangannya lagi-lagi menari menyentuh beberapa buku. walaupun hanya melihat covernya. 

"Nggak, Mas. Tadi rencananya saya mau menunggu kedatangan suamiku dari Jakarta. Dia ada pekerjaan di sana. Sayangnya ketika aku sudah sampai di bandara, suamiku nelpon bahwa ia nggak jadi pulang, karena ada kerjaan baru. Kesel sih. tapi mau gimana lagi. Suamiku memang sering membuatku kecewa. Hari ini ngomong A, eh besok lain lagi yang diomongin. Lagi pula suamiku orangnya egois. Kalau lagi marah selalu memukul wajah. Aku merasa nggak betah sama dia, Mas." Tiba-tiba sosok wanita ini curhat kehidupannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun