Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Song Wencong, Bapak Jet Tempur Generasi Baru Tiongkok dan Kisah Lahirnya Jet Tempur J-10

9 Juli 2017   10:33 Diperbarui: 9 Juli 2017   21:14 2242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Juga sama dengan bagian FBW, yang bertanggung jawab untuk hal ini Zhen Qinglin juga menemui batu sandung dalam masalah teknologi komputer, sistem avionilk yang dalam pesawat disebut "system saraf" melalui ini untuk mengatur segala manuver terbang dalam melaksanakan semua misi tempur dari pesawat.

Dibandingkan dengan filght control jet tempur Gen-2 yang masih lebih sederhana, setiap peralatan masih berfungsi mandiri, tapi di Gen-3 semua fungsi sangat komplek. Sistem terdahulu sama sekali tidak cocok dipakai, jika ingin memasang 10 macam persenjataan, dan perlu untuk misi udara-udara, udara-daratan, jarak dekat, jarak jauh, macam-macam manuver dan target, semua harus dibuat untuk dibikin tepat sasaran. Pesawat yang lama jika tidak mudah melakukannya, maka tidak bisa melakukkannya perlu membangun satu sistem jaringan.

Dari tahap mula harus membangun bahasa komputer baru, para disainer bagian flight control sedikit demi sedikit dan setahap demi setahap maju terus, dari rute jalur hingga komunikasi dan terus ke pengopersian puluhan macam persenjataan, semuanya harus dijadikan perangkat lunak. Untuk semuanya ini harus menyelesaikan hingga 10 tahun lebih, baru bisa dirampungkan sistem flgiht control untuk ditingkatkan menjadi generasi baru.

Chen Qinglin mengatakan: Satu dokumen kita ada ratusan lembar, maka pekerjaan ini sungguh-sungguh sangat besar, dan sangat menegangkan. Pada dasarnya semua bagian harus bekerja lembur terus dan berkutat di ruangan disain.

Beban Struktur

Yang membuat para peneliti khawatir ada banyak, salah satunya disainer yang terlibat dalam disain kekuatan struktural Zhang Lixin (/51 tahun) ketika itu sebagai wakil kepala regu. Tahun itu dia baru lulus dari universitas bagian disain, datang bergabung dengan tim disainer. Pertama kali dia terlibat dengan proyek jet tempur Gen-3, dia menemukan Jet tempur Gen-3 dituntut harus bermobilitas tinggi, tapi persyaratan harus bisa berumur panjang dan memngangkat beban lebih banyak (overload), jauh melebih dari jet tempur Gen-2.

Sumber: youtube.com
Sumber: youtube.com
Apa yang dimaksud dengan beban lebih? Yaitu seperti jika kita menaiki mobil ke tanjakan gunung, kita akan merasakan suatu beban yang berat beberapa kali lipat, yang menekan pada kursi duduk, ketika pilot pesawat terbang di langit mengadakan manuver menungkik dan terbang naik kembali akan timbul rasio multiplier beban beberapa kali lipat saat menanjak. Pesawat yang sudah overloded/banyak beban akan mengalami beban yang lebih besar.

Sumber: Ilustrasi dari youtube.com
Sumber: Ilustrasi dari youtube.com
Jadi jet tempur Gen-3 ada tuntutan harus berumur panjang dan beban yang berlebih, jika desain fatige/kelelahan struktural tidak sesuai maka sangat mudah menyebabkan kekelahan struktural prematur, sehingga harus sering kembali ke hanggar untuk perbaikan, bahkan akan terjadi kecelakaan berat. Secara logika dengan menambah bobot akan bisa menambah kekuatan, tetapi bagi jet tempur dengan kinerja tinggi (high performance fighter) hal ini tidak boleh menjadi alternatif atau pilihan.

Pesawat dituntut harus ringan, karena ringan baru bisa menunjuk performance. Jadi ringan dan kekuatan struktural memiliki suatu yang kontradiksi. Memang disain pesawat Gen-3 banyak sekali hal yang berkontradiksi dan harus menimbang saling ber-trade-off.  

Untuk menghitung stress dari setiap bagian dari keseluruh struktur, para peneliti mengembangkan perangkat lunak mereka sendiri. Membagi seluruh struktur pesawat menjadi unit-unit kecil, untuk menghitung stres unit masing-masing, ini merupakan untuk pertama kali bagi peneliti Tiongkok dalam mendisain pesawat secara besar-besaran dengan dibantu komputer menghitung sistem analisis struktural.   

Zhang Lixin menceritakan: Bagaimana kita bekerja saat itu adalah berdiri sendiri/stand alone, operasi stand-alone, menyingkirkan semua modul komputer ke samping karena memori tidak mencukupi, maka ditancapkan lagi satu, CPU tidak mencukupi ditambah lagi memori, akhirnya semua unit komputer jadi jebol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun