15 detik melepas kata,
1/2 detik juga aku lupa
apa pernah kata itu berasal dari abjad gagu
lidahku tersangkut kabel wifi yang tertimpa pohon petai
30 detik aku renungkan sebab kata
1/7 detik juga aku abai
apa pernah kata itu
berasal dari ledakan degup jantung
87% takikardia, 13% bradikardia----
setengah mentah, setengah busuk
tetap mesti kurasakan
semasak apa bentuk sepotong kue hatiku
 di hadapan laparmu, sayang?
hu-hu-hu-huh
1 menit aku tak kuat beranjak dari keterpakuan,
menimbang sisi kanan apa tak lebih berat dari sisi kirimu
yang adalah bukan dekap dada kiriku tapi
perasaan kiri orang lain
na-na-na-na-huh
menyekat segala udara
yang tadinya haruslah
mengembangkan sisa volume paru kita---
0,2 liter jurang dan madu
gegas kubuka ventilasi jendela, harap sesakku
cukup buat napasku, sedang kau?
matilah, bila harus,
dalam kelimpahan nitrogen dioksida---
tak ada lagi paru untuk mencintai udara yang bukan milikku.
aku kue ulang tahunmu yang tak sempat dibelah
di pesta yang tak jadi dimulai.
*
Waktu: 05:18 / detak jantung yang tak pernah diam / 2025.
Tempat: Di kota yang berselimut asap dan harap / Jakarta
M Sanantara
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI