Akhir-akhir ini, Â perempuan itu tidak bersenyawa dengan penerimaan. Penuh persembunyian, sunyi sepi merajai hati. Penuh sesak. Entah apa yang harus dilakukan, circle perempuan itu darurat damai sejahtera. Ingin keluar tapi mustahil. Barangkali ini efek dari disabilitas nurani.
Hari itu tidak ada cinta, hari ini pun demikian.
Banyak penyihir di persembunyian perempuan itu. Sulit menghindar dari dosa yang menjerat. Sikap dan ketidakhati-hatian berkuasa, kata-kata buat perempuan itu alami kematian.Â
Jiwa dan kesehatan perasaan pun menjadi tak tenang teduh. Memilih untuk tidak memilih adalah kandidat terkuat pada keputusan perempuan itu malam ini.
Mau tak mau, rela tak rela, perempuan itu harus menjadi dewasa perihal managemen memaafkan.
***
Rantauprapat, 08 November 2022
Lusy Mariana Pasaribu