Tawa palsu, pagi yang dingin hari ke lima bulan ke sepuluh kehancuran kembali terjadi. Kenapa dan kenapa, kenapa harus terjadi lagi?
Dilepaskan ketika tugas selesai dan tidak dibutuhkan, barangkali juga seperti rubah yang tidak boleh cemburu.
Hari ini 17 Agustus.Hari ini Indonesia kembali merayakan kemerdekaan untuk yang ke 79 tahun.Hari ini juga seorang perempuan yang melahirkanku merayaka
Lebih sudah seribu hari selalu merimbunkan telinga untuk kebodohan-kebodohan yang akan didengar. Apa merasa merdeka terhadap yang kamu lakukan?
Aku merindukan kamu di saat tidak selayaknya memikirkan itu, pernah melayang-layang tapi menjadi hancur dan terhempas,
Aku mau sudahi kedegilan hatiku, untuk apa bermain-main pada predator yang berbahaya.
Tidak menemukan jalan untuk bersama namun masih ada harap untuk merdeka terhadap asmara, seperti nikmat yang membawa sengsara.
Bagaimana rasanya rumah tanpa jendela? Pengap pengap dan pengap.
Cinta itu tidak harus memiliki, ini sedang terjadi. Seorang yang seperti kamu, singgah bukan sungguh
@kulturtavaHanya persinggahan dan intermezzo, bullshit. Membuat muak, menjadi satu hanya peribahasa. Seolah mengajak memori tak akan pernah pudar, ken
Malam ini kamu adalah huruf-huruf mati yang diterbitkan di dalam tulisan puisi ini.
Masihkah aku bisa mengucapkan i love you padamu? Semoga saja demikian.
Pixabay.comPerempuan itu ketakutan. Tidak pernah cukup waktu dia merasa tenang teduh. Kehilangan damai sejahtera. Sendiri. Rekam jejak yang payah kemb
Ingin bisu dan membisu, tapi sudah lebih dari satu dasawarsa itu acapkali gagal. Dan, tahun-tahun berikutnya, belum bisa memastikan, bisa membisu
Pada suatu malam yang lain, perempuan hujan barangkali akan amnesia pada kisah-kisah duka yang pasti akan terjadi lagi
Sial memang, aku yang berharap tapi ia yang semena-mena
Baru saja hujan air mata membasahi wajahku, deras aku menangis tak ada yang tahu. Karena aku hanya seorang diri saat ini. Sungguh aku takut
@kulturtavaCuaca yang sedang menghampiri perempuan itu hujan deras pun akan disertai badai kencang. Ia kehilangan kepercayaan, rapuh.
Sungguh, akan menjadi kesusahan diri! Bersekutu dengan sesuatu yang asing, sekedar formalitas untuk apa?
Ternyata aku tidak pernah ada dalam daftar itu, itu hanya ekspektasiku belaka.