Mohon tunggu...
Luqi Intalia
Luqi Intalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - (Twolisan)

|| menulislah, maka namamu akan abadi || Mahasiswi UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan, Pendidikan Agama Islam.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Takdir

13 Oktober 2022   09:59 Diperbarui: 18 Mei 2023   07:32 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi itu aku dengan segudang mental siap untuk mengetahui keadaan yang ada. Entah apa yang terjadi dengan penglihatanku. Tapi ku harap ini hanya sementara dan bisa kembali normal.

"No antri berapa?."
"90, ini masih no 50?."
"Keluar aja yuk makan, masih lama kan."
"Lu aja sendiri, gua mau nunggu aja."
"Yaudah gua keluar."

Tak sedikitpun ku hiraukan kepergian Amang. Pikiranku entah sampai dimana, sampai dibagian apa. Aku memikirkan segala hal, yang entah aku sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya di pikirkan.

Ketika giliranku masuk untuk di periksa. Ah jantungku kian berdetak kencang. Aku takut entah apa sebabnya.

Kriing kriiiinggg

"Halo"
"Udah belum"
"Udah, lu dimana?."
"Depan."
"Oke gua kesitu."

Langkahku goyah, seakan ingin meratapi nasib tapi aku tidak tahu, entah reaksi apa yang harus aku tunjukkan pada dunia. Entah reaksi apa yang harus aku gambarkan, entah harus sedih ataupun tetap harus bahagia. Akupun tak paham.

"Ren, kenapa?, Hasilnya gimana?.
"Gua telat periksa, kata dokter mata gua sudah tidak bisa di sembuhkan"
"Apa!."
"Iya, tapi biarlah. Tuhan maha baik. Ngasih gua penglihatan yang begitu jelas di mata kanan."
"Meskipun dokter bilang gitu,  lu tetep harus ikhtiyar, apapun itu".
"Iya mang."

Malam semakin larut. Aku masih saja memikirkan rumus kehidupan. Entah bagaimana aku menghadapi situasi ini, aku masih belum bisa mengutarakan apapun.

"Ren meskipun kau anggap kedua matamu tak begitu  sempurna; gua tetap menyukainya. Matamu tetap menjadi Kejoraku, apalagi saat lu krenyitkan kedua matamu dengan sedikit senyuman. Candu. Gua paling suka saat itu"

Good night
==========

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun