"Apa-apaan, kalian!"
Tiba-tiba putri Sarah muncul di pintu utama. Secepat kilat dia menyambar kertas itu dari tangan Pras.
"Ma! Itu, kan, punya Bella. Kenapa Mama ambil, sih? Pake dikasih ke Pras lagi!"
Matanya menatap tajam dua manusia di hadapannya, kedua alis Bella hampir saja menyatu. Tanpa banyak bicara, dia lari ke kamar, lalu membanting pintu. Pras coba mengejar.
"Bell ...! Dengerin penjelasanku dulu!"
Gadis itu tak mengindahkan panggilan pras. Sahabatnya sejak kecil.
Pras terus menggedor pintu itu berkali-kali. Namun, jangan harap dibukakan pintu, menyahut pun tidak.
"Sudahlah, Nak, Bella memang begitu." Menahan tangan berotot itu.
"Tapi Tante, Bella udah kelewatan!" seru Pras penuh penekanan. Telunjuk kanannya menunjuk pintu kamar.
Sarah hanya diam, tangannya meremas-remas bagian bawah baju. Hanya air mata yang semakin mengalir deras.
Pras jadi merasa bersalah, tidak tega. Dia berusaha redam tumpahan amarahnya. Mendekap tubuh Sarah layaknya ibu kandung sendiri.