Pras kecil terdiam. Terus melihat ke arah ibu itu untuk memastikan. Namun, lambaian tangan dan senyum ramah terus menggoda. Dia lari mendekati Sarah.
"Mama, kok malah dipanggil, dia kan, nakal," rengek Bella, menarik-narik baju ibunya.
"Enggak apa-apa, Sayang. Bella cuci tangan dulu, gih, katanya mau pisang goreng.
Akhirnya mereka bertiga menghambur tawa menikmati pisang goreng kesukaan Bella. Melupakan lemparan yang sudah menghancurkan gunung pasir.
"Nah, kalau gini, kan, enak dilihatnya. Jangan kaya tadi, apa lagi sama tetangga sendiri. Lain kali jangan nakal lagi, ya," ujar Sarah di sela tawa mereka.
"Mulai hari ini kita bersahabat?" tanya Bella cepat.
Pras melirik ke atas. Telunjuk menepuk kepalanya pelan, seolah sedang berpikir keras.
"Hmm, ok!" Lantang dan langsung meraih uluran tangan Bella.
Sebuah jari kelingking diajukan ke hadapannya. Pras memicingkan mata.
"Kamu harus janji, enggak akan ganggu Bella lagi," ujar gadis itu menjelaskan, dan Pras menyambutnya.
Mereka tertawa bersama, lompat-lompat dengan kelingking masih menyatu. Sarah menuai senyum melihat mereka.