Mohon tunggu...
Lilis Susilawati
Lilis Susilawati Mohon Tunggu... Guru - Bidang pendidikan

semoga blog ini bisa bermanfaat bagi saya, khususnya di bidang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Efektivitas Penerapan Metode Bercakap-cakap Melalui Penggunaan Media Buah-buahan

6 Desember 2021   13:34 Diperbarui: 6 Desember 2021   13:44 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Abstrak

 

Kemampuan berbahasa itu penting bagi perkembangan kognitif anak usia dini, terutama anak usia 4-5 tahun. Banyak metode pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa, salah satunya dengan metode bercakap-cakap  dan media buah-buahan. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, dengan sampel penelitian siswa kelompok A TK BPP Annisa Ciptasari Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang tahun ajaran 2018/2019 yang berjumlah 10 siswa. Pada penelitian ini dilaksanakan dalam 2 tindakan, yaitu tes awal kemampuan siswa (pre test) dan tes akhir kemampuan siswa setelah melakukan eksperimen (post test). Data penelitian ini diperoleh melalui tes kemampuan awal dan tes kemampuan akhir, kemudain menghitung perbedaan rata-rata melalui uji t yang bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan yang signifikan atau tidak. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kemampuan awal berbahasa siswa yang tadinya rendah dari kempampuan mulai berkembnag (MB), dengan nilai rata-rata 2,14. Setelah melakukan tindakan/eksperimen kemampuan anak mengalami peningkatan yang signifikan menjadi mendekati berkembang sangat baik (BSB), dengan nilai rata-rata 3,5. Hal ini dibuktikan dengan testing signifikansi dengan rumus t- test atau uji t dengan diperoleh data bahwa t hitung = 10,0 Sedangkan t tabel dengan derajat kebebasan  9 dan tingkat kepercayaan 95% adalah = 1,83 (ttabel< t hitung). Jika t tabel lebih kecil dari t hitung maka hipotesis diterima. Jadi, hasil dari penerapan treatmen dalam penelitian ini berhasil digunakan. Disarankan pada guru PAUD supaya menggunakan metode bercakap-cakap dan media buah-buahan dalam meningkatkan kemampuan berbahasa anak usia dini.

 

Kata Kunci : Berbahasa, Metode bercakap-cakap, media buah-buahan

 

Abstrack

 

Language skills are important for cognitive development of young children, especially children aged 4-5 years. Many learning methods are used to improve language skills, one of them with a method of conversing and media fruits. This study is a quasi-experimental research, with a sample of students in group A TK BPP Annisa Ciptasari Pamulihan District of Sumedang district academic year 2018/2019 totaling 10 students. In this study, conducted in the second act, which is the initial test the ability of students (pre-test) and final tests students' ability after experiment (post-test). The research data was obtained through tests prior knowledge and ability tests end, and than calculate the average difference through the t test aims to determine the existence of a significant increase or not. These results indicate that the initial ability of students' language that was lower than ability began to grow (MB), with an average value of 2.14. After the action/experimental abilities of children has increased significantly be approached very well developed (BSB), with an average value of 3.5. This is proved by testing the significance of the formula t test or t test data showed that t = 10.0, while t table with 9 degrees of freedom and a confidence level of 95% is = 1.83 (ttable

 

Keywords: Speak, method of conversing, media fruits

 

  • PENDAHULUAN

Kemampuan berbahasa  itu penting bagi perkembangan bahasa anak usia dini, terutama anak menginjak usia 4 sampai 5 tahun. Selain itu juga kemampuan berbahasa bagi anak usia dini sudah ada dalam kurikulum yang mengacu pada PERMEN DIKNAS No 58, yang termasuk dalam lingkup perkembangan bahasa. Di dalamnya  mencakup  mengungkapkan bahasa, menerima bahasa dan keaksaraan. Perkembangan bahasa merupakan salah satu dari kemampuan dasar yang harus dimiliki anak, sesuai dengan tahapan usia dan karakteristik perkembangannya (Nurzubaini:2013). Beaty J. Janice (2013:312) mencatat bahwa salah satu kemampuan penting yang menjadikan kita manusia adalah bahasa percakapan. Tanpa banyak berpikir, kita mengansumsikan anak-anak kita akan belajar menuturkan bahasa asli sebelum mereka masuk sekolah umum. Penguasaan bahasa bisa terjadi begitu saja. Tidak ada yang luar biasa dengan hal tersebut, kecuali penguasaan tersebut tidak terjadi sesuai dengan jadwal yang ada.

Pada kenyataannya kemampuan berbahasa di kelompok A  TK BPP Annisa Ciptasari Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang tahun ajaran 2018/2019  ada pada beberapa kategori.Yakni dari 12 siwa terdapat 2 siswa ada pada kategori Belum Berkembang (BB), 6 siswa ada pada kategori Mulai Berkembang (MB), dan 4 siswa ada pada kategori Berkembnag Sesuai Harapan (BSH). Anak yang baru masuk Pendidikan Anak Usia Dini ada yang  belum mampu mengungkapkan bahasa dengan baik dan percaya diri. Dari fakta yang terjadi di lapangan, maka jelas bahwa masalah yang timbul adalah terletak pada siswa. Setelah melakaukan observasi terhadap orang tua siswa, semua itu terjadi karena faktor lingkungan. Anak kurang bersosialisasi dengan lingkungan dan teman sejawatnya.

Adapun cara untuk meningkatkan kemampuan berbahasa  bisa dilakukan dengan berbagai metode dan media, salah satunya dengan penerapan metode bercakap-cakap melalui penggunaan media buah-buahan. Penelitian  kemampuan berbahasa melalui metode bercakap-cakap sudah dilakukan oleh Ari Lestari di Malang, dan penelitian ini berhasil dilaksanakan. Selain itu juga penelitian kemamapuan berbahasa dengan menggunakan metode bercerita sudah dilaksanakan oleh Meta Novtrya Sari di Bengkulu, dan penelitian inipun berhasil dilaksanakan. Ada juga penelitian dalam meningkatkan kemampuan berbahasa dengan menggunakan metode bercerita dan media audio visual yang dilakukan oleh Daroah di Semarang, dan kemampuan berbahasa anak meningkat dari kemampuan awal. Maka dari itu penulis menerapkan metode bercakap-cakap dan media buah-buahan dalam meningkatkan kemampuan berbahasa akan berhasil dilaksanakan. Metode bercakap-cakap merupakan salah satu cara yang tepat untuk meningkatkan kemampuan berbahasa kepada anak. Dengan metode bercakap-cakap  anak bisa dirangsang untuk mengungkapkan bahasa dan mengekspresikan pikirannya melalui media buah-buahan atau benda konkrit lainnya yang dilihat oleh anak, sehingga orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh anak.  Anak akan mampu mengeksplor kreatifitasnya baik berupa bahasa verbal maupun non verbal. Dalam hal ini media sangat berpengaruh dalam kemampuan berbahasa, seperti yang telah dipaparkan diatas bahwa anak mampu mengungkapkan bahasa dengan menggunakan metode dan media yang mendukung serta mengembangkan kemampuan bergaul dengan orang lain yang ada disekitarnya.

Berdasarkan latar belakang diatas bahwa Efektivitas Penerapan Metode Bercakap-cakap melalui Penggunaan Media Buah-buahan dalam Meningkatkan kemampuan Berbahasa Siswa Kelompok A TK BPP Annisa Ciptasari Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang Tahun Ajaran 2018/2019 sangat tepat untuk digunakan dan dikaitkan dengan kurikulum yang ada. Oleh karena itu, penulis mengadakan Penelitian kuasi Eksperimen  yang bertujuan untuk mengujicobakan metode dan media yang tepat serta meningkatkan kemampuan anak supaya memperbaiki ucapan dan lafal anak, berekspresi secara lisan, dan menambah perbendaharaan kata atau kosa kata dengan menggunakan salah satu metode dan  media yang sesuai dengan tahapan  perkembangan anak.

  • KEMAMPUAN BERBAHASA, METODE BERCAKAP-CAKAP, MEDIA BUAH-BUAHAN

 

  • Kemampuan Berbahasa

Kajian tentang bahasa dan komunikasi pada dasarnya mempunyai persamaan dan perbedaan dari kedua definisi tersebut. Beberapa ahli sepakat bahwa bahasa mencakup cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan individu dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol seperti lisan, tulisan, isyarat, bilangan, lukisan maupun mimik yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu. Bahasa sebagai fungsi dari komunikasi memungkinkan dua individu atau lebih mengekspresikan berbagai ide, arti, perasaan dan pengalaman.

Bahasa diperoleh manusia sejak lahir sampai usia lima tahun, yang dikenal dengan istilah pemerolehan 16 bahasa. Menurut pendekatan teoritis terhadap perkembangan bahasa anak dapat terjadi secara alami merupakan bawaan sejak lahir, untuk mengembangkan kemampuan tersebut diperlukan penguatan atau stimulus, baik dari lingkungan keluarga maupun dari lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Menurut Bob Harjanto (dalam Sari Novtrya Meta, 2014) salah satu hal yang paling pesat dalam perkembangan balita adalah kemampuan berbahasa. Masa balita sangat tepat untuk belajar bahasa karena masih sedikitnya perbendaharaan kata-kata yang dimiliki anak. Anak yang dibesarkan dalam lingkungan bahasa tertentu akan menjadi fasih dengan bahasa tertentu. Dengan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain, anak akan mendapatkan banyak sekali kosa kata, sekaligus dapat mengekspresikan dirinya. Dengan kata lain pengembangan bahasa lebih diarahkan agar anak dapat:

  • mengolah kata secara komprehensif.
  • mengekspresikan kata kata tersebut dalam bahasa tubuh (ucapan dan perbuatan) yang dapat dipahami oleh orang lain.
  • mengerti setiap kata, mengartikan dan menyampaikannya secara utuh kepada oranglain.
  • berargumentasi, meyakinkan orang melalui kata-kata yang diucapkannya.

 Perkembangan bahasa anak dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya faktor kesehatan, intelegensi, status sosial ekonomi keluarga, jenis kelamin dan hubungan keluarga (Syamsu Yusuf dalam Maharani, Emilda, 2015). Sehubungan dengan penciptaan lingkungan bahasa yang baik bagi anak maka faktor yang paling menentukan dalam perkembangan bahasa anak adalah faktor lingkungan atau sosial. Faktor lingkungan yang dimaksud disini adalah lingkungan dimana anak itu berada, yang didalamnya terdapat orang dewasa atau orang tua dari anak tersebut.

Tujuan pengembangan kemampuan berbahasa bagi anak usia dini adalah supaya anak mampu berkomunikasi secara lisan maupun tulisan dengan lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud disini adalah lingkungan kelas dan lingkungan di luar kelas (Iskandarwassid dan Sunendar, Dadang 2015). Selain tujuan pengembangan kemampuan berbahasa yang telah diuraikan diatas, juga memiliki fungsi yang sangat penting untuk pengembangan kemampuan berbahasa bagi anak . Menurut Haliday (dalam Kurnia Rita , 2009:68) fungsi bahasa adalah sebagai berikut:

  • Fungsi Instrumental, bahasa digunakan sebagai alat perpanjangan tangan “tolong ambilkan pensil”.
  • Fungsi regulative, bahasa digunakan untuk mengatur orang lain “jangan ambil bukuku!”.
  • Fungsi intraksional, bahasa didunakan untuk bersosialisasi “apa kabar?”.
  • Fungsi personal, bahasa digunakan untuk mengungkapkan perasaan, pendapat, dan sebagainya “saya senang sekali”.
  • Fungsi heuristic/mencari informasi, bahasa digunakan untuk bertanya “apa itu?”.
  • Funggsi imajinatif, bahasa diperoleh untuk memperoleh kesenangan, misalnya “bermain-main dengan bunyi atau irama”.
  • Fungsi respentative, bahasa digunakan untuk memberikan informasi atau fakta “sekarang hujan”.

Pengembangan bahasa untuk anak usia dini yang sering disebut dengan keterampilan bahasa  difokuskan pada aspek menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Berikut ini akan diuraikan bagaimana menciptakan lingkungan yang dapat memperkaya terhadap keterampilan berbahasa tersebut.

  • Metode Bercakap-Cakap

 

Menurut Wijaya Kusumah dalam Asmani (2011:30) metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas, sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Menurut Abdorrakhman (dalam Heriawan, Adang dkk 2012:74) metode pembelajaran adalah cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik  dan sumber daya terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada diri pembelajar.

Didalam memilih metode pembelajaran ada beberapa syarat yang harus diperhatikan, supaya pembelajaran bisa berlangsung secara maksimal dan menarik bagi anak. Menurut Zuhairini (Nasution, dalam Heriawan, Adang dkk 2012), dalam memilih metode mengajar seorang guru harus memperhatikan beberapa hal yaitu :

  • Kesesuaian metode mengajar yang digunakan dengan kemampuan  siswa
  • Kompetensi pengajar dalam menggunakan metode tersebut
  • Kesesuaian metode mengajar yang digunakan dengan fasilitas yang tersedia
  • Kesesuaian metode mengajar yang digunakan dengan lingkungan pendidikan

Menurut Moeslichatoen (dalam Novikasari, 2013) menuliskan bahwa bercakap-cakap dapat berarti komunikasi lisan antara anak dengan guru atau antar anak dengan anak melalui kegiatan  monolog dan dialog. Kegiatan monolog dilaksanakan di kelas atau di tempat duduknya, mengungkapkan segala sesuatu yang diketahui, dimikili dan dialami, atau menyatakan perasaan tentang sesuatu yang memberikan pengalaman menyenangkan atau tidak menyenangkan. Kegiatan dialog berbentuk percakapan yang dilakukan dua orang atau lebih, yang masing-masing mendapatkan kesempatan berbicara secara bergantian.

Menurut Moeslichatoen (dalam Novikasari, 2013) menyatakan bahwa metode bercakap-cakap mempunyai manfaat bagi proses belajar mengajar, diantaranya adalah:

  • Meningkatkan keberanian anak untuk mengaktualisasikan diri  dengan menggunakan kemampuan berbahasa ekspresif, menyatakan pendapat, menyatakan perasaan, menyatakan keinginan dan kebutuhan secara lisan.
  • Meningkatkan keberanian anak untuk menyatakan secara lisan apa yang harus dilakukan oleh diri sendiri dan anak lain.
  • Meningkatkan keberanian anak untuk mengadakan hubungan dengan anak lain atau dengan gurunya agar terjalin hubungan sosial yang menyenangkan.
  • Dengan seringnya anak mendapat kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya, perasaannya dan keinginannya, maka hal ini akan semakin meningkatkan kemampuan anak membangun jati dirinya.
  • Dengan seringnya kegiatan bercakap-cakap diadakan, semakin banyak informasi baru yang diperoleh anak yang bersumber dari guru atau anak lain.

Tujuan bercakap-cakap dapat diarahkan pada pengembangan aspek perkembnagan anak usia dini yang sesuai. Ada beberapa  pengembangan aspek pengembangan anak usia dini yang cocok dengan program kegiatan dengan menggunakan metode bercakap-cakap. Program kegiatan yang cocok dengan menggunakan metode bercakap-cakap antara lain adalah pengembangan aspek-aspek perkembangan kognitif, bahasa, sosial, emosi, dan konsep diri.

Dalam kegiatan bercakap-cakap banyak tema yang sesuai dengan pengembangan aspek-aspek perkembangan anak usia dini dengan metode bercakap-cakap antara lain tema binatang, tema tata surya, tema makanan dan minuman, tema keluargaku, tema kendaraan dan tema pekerjaan (Moeslichatoen, 2004).

Penggunaan metode bercakap-cakap dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pengembangan bahasa pada anak usia dini dibagi menjadi tiga bentuk metode (Novikasari:2013), yaitu :

  • Becakap-cakap bebas
  • Bercakap-cakap menurut pokok bahasan
  • Bercakap-cakap dengan menggunakan gambar seri

Setiap metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing, begitupun dengan metode bercakap-cakap.Adapun kelebihan dan kekurangan metode bercakap-cakap adalah:

  • Kelebihan metode bercakap-cakap
  • Anak mendapat kesempatan untuk mengungkapkan ide-ide dan pendapatnya
  • Anak mendapat kesempatan untuk menyumbangkan gagasannya
  • Hasil belajar dengan metode bercakap-cakap bersifat fungsional, Karena topik/tema yang menjadi bahan percakapan dalam keseharian dan lingkungan anak.
  • Mengembangkan cara berpikir kritis dan sikap hormat atau menghargai pendapat orang lain.
  • Anak mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan belajar pada tarap yang lebih tinggi.
  • Kelemahan metode bercakap-cakap
  • Membutuhkan waktu yang cukup lama
  • Memerlukan ketajaman dalam menangkap inti pembicaraan
  • Percakapan akan selalu didominasi oleh beberapa orang saja
  • Media Buah-Buahan

 

Pengertian media pembelajaran menurut Arsyad Azhar (2014:10) adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa dalam belajar.

Pemilihan media pembelajaran didalam proses pembelajaran merupakan hal yang paling penting bagi seorang guru. Media yang tepat tentunya akan menjadikan proses belajar berlangsung dengan menyenangkan. Menurut Sudjana Nana dan Rivai Ahmad (2010:4) mengemukakan bahwa dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut:

Kepentingan dengan tujuan pengajaran, artinya media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan instruksional yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis yang lebih memungkinkan digunakannya media pembelajaran.

Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi supaya lebih dipahami siswa.

Kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh. Setidaknya mudah dibuat oleh para guru pada waktu mengajar.

Keterampilan guru dalam menggunakannya, artinya apapun jenis media yang diperlukan syarat utamanya adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya tetapi pada dampak dari penggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan lingkungannya.

Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.

Sesuai dengan taraf pikir siswa, artinya memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berfikir siswa. Sehingga makna yang terkandung didalamnya dapat dipahami oleh para siswa.

Buah adalah organ pada tumbuhan  berbunga yang  merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan (Hafifah Hana : 2014). Buah-buahan merupakan salah satu dari bentuk media benda konkrit yang sering digunakan dalam pembelajaran. Menurut Sudjana (2007) benda konkrit/nyata didalam proses belajar mengajar terutama bertujuan untuk memperkenalkan suatu unit pelajaran tertentu, proses kerja suatu objek studi tertentu atau bagian-bagian serta aspek-aspek lain yang diperlukan. Benda konkrit itu sendiri termasuk media pembelajaran yang berasal dari benda-benda nyata yang banyak dikenal oleh siswa dan mudah didapatkan. Media ini mudah digunakan oleh guru dan siswa karena sering dijumpai di lingkungan sekitar.

Terdapat berbagai macam kegiatan yang dapat dilakukan untuk merangsang  perkembangan anak usia dini, seperti mengenal, membedakan, merasakan dan mengelompokkan benda, atau mengenal buah dan rasa. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di PAUD hendaknya dapat mendukung perkembangan anak apalagi di usia dini anak mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga pemberian rangsangan melalui kegiatan yang bermanfaat akan mengoptimalkan masa the golden age tersebut. Salah satu kegiatan yang dapat dijadikan bahan ajar adalah kegiatan mengenalkan buah-buahan serta rasanya.

Dalam menggunakan media pembelajaran tentunya banyak hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam penyampaian pembelajaran kepada anak. Supaya Kegiatan belajar mengajar berlangsung optimal dan menyenangkan maka langkah-langkah penggunaan media buah-buahan adalah sebagai berikut:

  • Guru menyiapkan buah-buahan yang akan digunakan sebagai media pembelajaran
  • Siapkan 3 atau lebih buah-buahan sebagai pembanding
  • Biarkan anak mengamati buah-buahan tersebut terlebih dahulu
  • Rangsang anak supaya mampu mengungkapkan bahasa dengan cara menanyakan warna dan bentuk buah tersebut
  • Berikan kesempatan kepada anak untuk mengecap rasa buah

Anak akan mengungkapkan apa yang dia lihat dan rasakannya

  • METODE PENELITIAN

 

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen semu (quasi esperiment), yaitu suatu eksperimen dimana penelitian menggunakan rancangan penelitian yang tidak dapat mengontrol secara penuh terhadap ciri-ciri dan karakteristik sampel yang diteliti, tetapi cenderung menggunakan rancangan yang kemungkinan pada pengontrolan yang sesuai dengan kondisi yang ada (situasional). Dalam penelitian ini hanya menggunakan satu sampel tanpa sampel pembanding. Eksperimen semu dapat juga disebut dengan one shot desain. Metode ini bersifat menguji pengaruh satu atau lebih variable terhadap variable lain (Arikunto, 2013).

Desain quasy experiment yang digunakan dalam penelitian ini yaitu desain pre-test and post test group. Di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (O1) disebut pre-test, dan observasi sesudah eksperimen (O2)  disebut post-test. Perbedaan dari O1 dan O2 yakni O1 – O2, diasumsikan merupakan efek dari treatment atau eksperimen. Pada desain ini disajikan dalam tabel desain quasi eksperimen berikut ini :

Tabel 1

Tabel Desain Quasi Eksperimen Semu

 

Keterangan :

O        : pre test

O2      : post test

X        : treatment dengan menggunakan penerapan metode bercakap-cakap

Tempat Penelitian yang dilakukan, penulis mengambil lokasi di Kelompok A TK BPP Annisa Ciptasari Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang. Penelitian dilakukan di TK BPP Annisa  karena penulis merupakan guru dari TK tersebut. Penelitian dilakukan karena kemamapuan berbahasa siswa kelompok A TK BPP Annisa Ciptasari Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang masih rendah. Adapun waktu penelitian yang diambil adalah pada semester genap tahun ajaran 2018/2019, yakni dari bulan februari sampai dengan bulan Maret 2019.

  • Supaya penelitian ini berjalan dengan baik dan sesuai dengan tingkat pencapain perkembangan anak, maka penelitian ini difokuskan pada efektivitas dalam meningkatan kemampuan berbahasa siswa dalam memperbaiki ucapan dan lafal anak dalam mengucapkan huruf “R”, berekspresi secara lisan dalam mengungkapkan pendapat atau perasaan serta menambah perbendaharaan kata dengan menyebutkan nama buah melalui penggunaan metode bercakap-cakap dan media buah-buahan.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa KOBER dan TK di  1 Desa yang berada di Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang tahun ajaran 2018/2019, yakni Dusun Sirnasari dan Desa Dusun Cikeuyeup. Di Dusun Sirnasari dan Dusun Cikeuyeup terdapat 2 KOBER dan 3 TK yang berjumlah 115 siswa yang akan dijadikan populasi penelitian. Adapun sampel yang akan diambil dalam penelitian ini yaitu siswa kelompok A TK BPP Annisa yang berjumlah  10 orang, terdiri dari 6 orang siswa laki-laki dan 4 orang siswa perempuan sebagai subjek penelitian. Penulis mengambil siswa kelompok A TK BPP Annisa sebagai sampel supaya mempermudah dalam memperoleh data sehingga data yang diperoleh lebih akurat. Selain itu juga dikarenakan kemampuan berbahasa.

  • HASIL DAN PEMBAHASAN

 

Kegiatan pengembangan kemampuan berbahasa anak usia 4-5 tahun di TK BPP Annisa Ciptasari Kecamatan Pamulihan Kabupaten sumedang dengan metode bercakap-cakap terdiri dari dua langkah, yakni tes kemampuan awal siswa (pre-test) dan tes kemampuan akhir siswa (post test). Dimana satu langkah terdiri dari satu tindakan.

            Untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam kemampuan berbahasa, dilakukan tes kemampuan awal siswa sebelum eksperimen (pre-test). Dalam melakukan tes kemampuan awal siswa sebelum eksperimen (pre-test) dilaksanakan pada kegiatan pembukaan, kegiatan inti dan juga kegiatan penutup. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode bercakap-cakap yang sesuai dengan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang telah ditentukan. Kegiatan tes kemampaun awal siswa sebelum eksperimen (pre-test) dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 2019. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perkembnagan kemampuan awal berbahasa siswa kelompok A TK BPP Annisa berdasarkan indikator yang telah ditentukan, yang mengacu pada PERMEN DIKNAS No. 58 Tahun 2009.

            Adapun hasil tes kemampuan awal perkembangan kemampuan berbahasa siswa sebelum melakukan tindakan/eksperimen adalah sebagai berikut:

Tabel 2

Hasil Tes Perkembangan Kemampuan Berbahasa Siswa Kelompok A TK BPP Annisa Sebelum Melakukan Tindakan/Eksperimen

 

No.

Nama Siswa

Kemampuan Berbahasa

Jumlah

Rata-Rata

A

B

C

1

Adinda 1

1

2

1

4

1,4

2

Adinda 2

2

2

2

6

2

3

Ananda 1

3

2

3

8

2,7

4

Ananda 2

1

1

1

3

1

5

Ananda 3

1

2

1

4

1,4

6

Adinda 3

4

3

3

10

3,4

7

Ananda 4

3

4

3

10

3,4

8

Adinda 4

3

2

2

7

2,4

9

Ananda 5

1

3

1

5

1,7

10

Ananda 6

2

2

2

6

2

Jumlah

21

23

18

62

21,4

Rata-rata

2,1

2,3

1,8

6,2

2,14

Keterangan:

  • Memperbaiki ucapan dan lafal anak dalam mengucapkan huruf “R”
  • Berekspresi secara lisan dengan mengungkapkan pendapat atau perasaan
  • Menambah perbendaharaan kata dengan menyebutkan kata buah

Berdasarkan tabel 2 tampak bahwa kemampuan awal berbahasa siswa kelompok A usia 4-5 tahun di TK BPP Annisa pada umumnya sudah cukup baik, yaitu mengarah pada tingkat mulai berkembang (MB) dengan nilai rata-rata 2,14 dan bisa dibulatkan menjadi 2. Adapun kemamapuan berbahasa siswa kelompok A usia 4-5 tahun di TK BPP Annisa yang paling tinggi tampak pada aspek berekspresi secara lisan dengan mengungkapkan pendapat, dengan nilai rata-rata 2,3. Dan kemampuan berbahasa siswa kelompok A usia 4-5 tahun di TK BPP Annisa yang paling rendah tampak pada aspek menambah perbendaharaan kata dengan menyebutkan kata buah, dengan nilai rata-rata 1,8.

Tabel 3

Hasil Tes Perkembangan Kemampuan Berbahasa Siswa Kelompok A TK BPP Annisa Setelah Melakukan tindakan/eksperimen

 

No.

Nama Siswa

Kemampuan Berbahasa

Jumlah

Rata-Rata

A

B

C

1

Adinda 1

4

3

2

9

3

2

Adinda 2

4

3

4

11

3,7

3

Ananda 1

4

4

4

12

4

4

Ananda 2

3

2

3

8

2,7

5

Ananda 3

2

3

3

8

2,7

6

Adinda 3

4

4

4

12

4

7

Ananda 4

4

4

4

12

4

8

Adinda 4

4

3

4

11

3,7

9

Ananda 5

3

4

2

9

3

10

Ananda 6

4

3

4

11

3,7

Jumlah

36

33

34

103

34,5

Rata-rata

3,6

3,3

3,4

10,3

3,45

Keterangan:

  • Memperbaiki ucapan dan lafal anak dalam mengucapkan huruf “R”
  • Berekspresi secara lisan dengan mengungkapkan pendapat atau perasaan
  • Menambah perbendaharaan kata dengan menyebutkan kata buah

            Berdasarkan tabel 3 tampak bahwa kemampuan berbahasa siswa kelompok A usia 4-5 tahun di TK BPP Annisa setelah melakukan tindakan/eksperimen pada umumnya sudah lebih baik dari sebelumnya, yaitu mengarah pada tingkat Berkembang Sangat Baik (BSB) dengan nilai rata-rata 3,45 dan bisa disimpulkan menjadi 3,5.

            Kemamapuan berbahasa siswa kelompok A usia 4-5 tahun di TK BPP Annisa yang paling tinggi tampak pada aspek berekspresi secara lisan dalam mengungkapkan pendapat atau perasaan, dengan nilai rata-rata 3,6.

            Kemampuan berbahasa siswa kelompok A usia 4-5 tahun di TK BPP Annisa yang paling rendah tampak pada aspek berekspresi secara lisan dalam mengungkapkan pendapat atau perasaan, dengan nilai rata-rata 3,3.

            Kemampuan berbahasa tertinggi siswa kelompok A usia 4-5 tahun di TK BPP Annisa  didapat oleh Ananda 1, Adinda 3 dan Ananda 4 dengan tingkat Berkembang Sangat Baik (BSB) dengan nilai rata-rata 4.

            Kemampuan berbahasa terendah siswa kelompok A usia 4-5 tahun di TK BPP Annisa yaitu Ananda 2 dan Ananda 3 dengan tingkat Mulai Berkembamng (MB) dengan nilai rata-rata 2,7.

            Kemampuan berbahasa Ananda 1, Adinda 3 dan Ananda 4 sudah mampu menyebutkan kata :jeruk” dan “rambutan” dengan baik dan jelas, dan mengutarakan pendapatnya kepada guru bahwa jeruk itu rasanya manis, sertra mampu menyebutkan 5 nama buah yaitu apel, manggis, jambu, lengkeng dan jeruk.

            Kemampuan berbahasa Ananda 3 belum begitu mampu dalam menyebutkan kata “jeruk” dan “rambutan”, dan didalam mengutarakan pendapatnya kepada guru kurang jelas, serta baru mampu menyebutkan 3 nama buah yaitu apel, manggis dan jambu.

            Dari data tes kemampuan awal siswa (pre test) dan tes kemampuan akhir siswa setelah melakukan eksperimen (post test), dapat diambil selisih kemampuan siswa yang dipaparkan pada tabel sebagai berikut.

Tabel 4

Selisih Tes Kemampuan Awal Siswa (pre test) dan Kemampuan Akhir Siswa Setelah Melakukan Eksperimen (post Test)

Keterangan:

  • Memperbaiki ucapan dan lafal anak dalam mengucapkan huruf “R”
  • Berekspresi secara lisan dengan mengungkapkan pendapat atau perasaan
  • Menambah perbendaharaan kata dengan menyebutkan kata buah

Berdasarkan tabel 4 dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbahasa siswa kelompok A usia 4-5 tahun di TK BPP Annisa  dilihat dari kemampuan awal siswa sebelum melakukan eksperimen (pre test) dengan nilai rata-rata 2,07 ke kemampuan sesudah melakukan eksperimen (post test) dengan nilai rata-rata 3,44 bisa dilihat kemampuan anak meningkat dari Mulai Berkembang (MB) sampai Berkembang Sangat Baik (BSB) yaitu selisih 1,37.

Setelah mengetahui hasil Pre Test dan Post Test maka dilakukan pengujian hipotesis yang dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan uji coba yang dilakukan penulis. Dalam pengujian hipotesis ini penulis menggunakan testing signifikasi dengan rumus t-test atau uji t.

  • t =    Md
  •      ∑X2d
  •    N(N-1)

Dengan Keterangan:

Md       = mean dari perbedaan pre test dan post test

Xd       = deviasi masing-masing subjek (d-Md)

∑x2d    = jumlah kuadrat deviasi

N         = subjek pada sampel

d.b.      = ditentukan dengan N-1

Adapun langkah-langkah dalam testing signifikasi dengan rumus t-test atau uji t adalah sebagai berikut.

  • Mencari Gain (d)
  • Tabel 5
  • Nilai Gain (d)
    • 1.
    • 1,6
    • 2.
    • 1,7
    • 3.
    • 1,3
    • 4.
    • 1,7
    • 5.
    • 1,3
    • 6.
    • 0.6
    • 7.
    • 0,6
    • 8.
    • 1,3
    • 9.
    • 1,3
    • 10
    • 1,7
    • Jumlah
    • Rata-Rata
    • 2,14
    • 3,45
    • 1,31
    • Menentukan Mean (Md)
  • Md = ∑ d

    •      N
    • Md = 13,1
    •           10

    • Md = 1,31






    • Mencari Jumlah Kuadrat deviasi (∑X2d)
  • Tabel 6

    Distribusi Kuadrat deviasi

     

    • 1,6
    • 1,7
    • 1,3
    • 1,7
    • 1,3
    • 0.6
    • 0,6
    • 1,3
    • 1,3
    • 1,7

    0,39

    0,1521

    Jumlah

    ∑d=13,1

    ∑Xd=0,00

    ∑Xd2=1,549

     

    • Mencari t hitung
    • t =    Md
    •      ∑Xd2
    •    N(N-1)
    • t =    1,31
    •      ∑Xd2
    •    N(N-1)
    • t =    1,31
    •     1,549
    •     10(9)
    • t =    1,31
    •     1,549
    •        90
    • t =    1,31
    •      0,0172
    • t = 1,31
    •     0,131
    • t = 10,0
    • Jadi t hitung = 10,0
    • Mencari Drajat Kebersamaan 
    • db = n-1
    • db = 10-1
    • db = 9
  • Dari deskripsi di atas diperoleh data bahwa t hitung = 10,0 Sedangkan t tabel dengan derajat kebebasan  9 dan tingkat kepercayaan 95% adalah = 1,83 (ttabel< t hitung). Jika t tabel lebih kecil dari t hitung maka hipotesis diterima. Ini berarti bahwa penerapan metode bercakap-cakap melalui penggunaan media buah-buahan dalam meningkatkan kemampuan berbahasa siswa kelompok A TK BPP Annisa Ciptasari Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang tahun ajaran 2018/2019  signifikan.

    • SIMPULAN
  • Kemampuan awal berbahasa siswa kelompok A di TK BPP Annisa Ciptasari Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang masih rendah. Dilihat dari hasil tes kemampuan awal siswa (pre test) dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan awal berbahasa siswa pada umumnya sudah cukup baik, yaitu mengarah pada tingkat mulai berkembang (MB) dengan nilai rata-rata 2,14 dan bisa dibulatkan menjadi 2, dan kemamapuan berbahasa siswa yang paling tinggi tampak pada aspek berekspresi secara lisan dengan mengungkapkan pendapat, dengan nilai rata-rata 2,3. Serta kemampuan berbahasa siswa yang paling rendah tampak pada aspek menambah perbendaharaan kata dengan menyebutkan kata buah, dengan nilai rata-rata 1,8.

    Hasil kemampuan siswa kelompok A di TK BPP Annisa Ciptasari Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang setelah melakukan eksperimen dapat dilihat dari hasil tes akhir kemampuan berbahasa siswa (post test) dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan berbahasa setelah melakukan tindakan/eksperimen pada umumnya sudah lebih baik dari sebelumnya, yaitu mengarah pada tingkat Berkembang Sangat Baik (BSB) dengan nilai rata-rata 3,45 dan bisa dibulatkan menjadi 3,5. Dan kemamapuan berbahasa siswa yang paling tinggi tampak pada aspek berekspresi secara lisan dalam mengungkapkan pendapat atau perasaan, dengan nilai rata-rata 3,6. Serta kemampuan berbahasa siswa yang paling rendah tampak pada aspek berekspresi secara lisan dalam mengungkapkan pendapat atau perasaan, dengan nilai rata-rata 3,3.

    Penerapan metode bercakap-cakap melalui penggunaan media buah-buahan dapat meningkatkan kemampuan berbahasa siswa kelompok A  di TK BPP Annisa Ciptasari  Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang yang signifikan. Hal ini dibuktikan dengan testing signifikansi dengan rumus t-test atau uji t dengan diperoleh data bahwa t hitung = 10,0 Sedangkan t tabel dengan derajat kebebasan  9 dan tingkat kepercayaan 95% adalah = 1,83 (ttabel< t hitung). Jika t tabel lebih kecil dari t hitung maka hipotesis diterima.

    • DAFTAR PUSTAKA
  •  

    Arikunto Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

    Arsyad Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers.

    Asmani, Ma’mur, Jamal. 2011. 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Krestif, Efektif, dan Menyenangkan). Jogjakarta : DIVA Press

    Beaty J. Janice. 2013. Observasi Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : KENCANA PRENADAMEDIA GROUP.

    Hafifah, Hana. 2014. Mengenal Nama Bunga Dan Buah-Buahan Beserta Rasanya. ONLINE. http://hanafifah.blogspot.co.id/2014/01/mengenal-nama-bunga-dan-buah.html

    Heriawan, Dadang, dkk. 2012. Metodologi Pembelajaran Kajian Teoretis Praktis.Banten : LP3G (Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru).

    Iskandarwassid dan Sunendar, Dadang. 2015. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA.

    Kurnia, Rita. 2009. Metodologi Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini. Pekanbaru : Cendekia Insani.

    Maharani, Emilda, Spd. (2015).Peningkatan Kemampuan Bahasa Anak Melalui Metode Bercerita Dengan Media Film Pada Anak Kelompok A TK Elektrina Kota Bandung Semester II Tahun Ajaran 2014/2015. UNINUS Bandung : Tidak diterbitkan.

    Moeslichatoen.2004. Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak.Jakarta : PT Asdi Mahasatya.

    Novikasari, meli. 2013. Metode Bercakap-Cakap Pada Anak Usia Dini. ONLINE. http://meliloelhabox.blogspot.co.id/2013/05/metode-bercaka-cakap-pada-anap-usia-dini.html

    Nurzubaini. 2013. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini. ONLINE. http://nurzubaini.blogspot.co.id/2013/01/perkembangan-bahasa-anak-usia-dini.html

    Sari, Novtrya, Meta. 2014. Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Metode bercerita Di Kempok B TK Yaspobi kota Bengkulu. ONLINE. http://repository.unib.ac.id./8675/2/I,II,III,II-14-met.FK.pdf

    Sudjana, Nana. 2007. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

    Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 2010. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algesindo Offset.


    •  

  •  

     

     

     

     

     

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun