Mohon tunggu...
Liandry Lintong
Liandry Lintong Mohon Tunggu... Freelancer

Hidup itu bukan perlombaan, tapi perjalanan yang harus dinikmati.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan dan Kenangan

26 Maret 2025   19:31 Diperbarui: 26 Maret 2025   19:31 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Titik air jatuh perlahan
Membasahi jalan yang lenggang
Menyapu jejak yang pernah ada
Menghapus cerita tanpa sisa.

Langit kelabu menunduk sendu
Menyaksikan daun-daun gemetar
Seperti rahasia yang terjatuh
Terseret arus tanpa arah.

Di balik jendela yang berkabut
Hujan menari tanpa kata
Mengingatkan pada hari-hari
Yang tak perlu diulang kembali.

Bukan tentang rindu atau kehilangan
Hanya jejak waktu yang pernah singgah
Hujan turun, kenangan berlalu
Dan aku tetap melangkah.

Manado, 20 Maret 2025
Liandry Vanny Lintong, [14:12]

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Baca juga: Bayang-bayang Malam

Baca juga: Nada-nada Kesepian

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun