Hujan akhir- akhir ini mengguyur kotaku. Sepertinya alam ikut merasakan kesedihan yang sedang melanda kehidupan. Sangat menyesakkan dada. Sehingga sampai mati tidak bisa melupakannya.
Kekeruhan ini terjadi karena orang ketiga hingga tercipta jurang yang amat dalam.
Jurang itu semakin dalam sehingga membuatku semakin menjauh dan tidak mau mendekat bahkan jika bisa lenyap dari kepala.
Sejuta rasa bersemayam di dada. Sakit sangat sakit lebih dari sembilu. Bertahun-tahun menahan penderitaan tapi ini yang teramat sakit.
Sepertinya pintu maaf untuk mereka sudah terkunci rapat dan tak mungkin terbuka lagi. Dunia rasanya terbalik, tiada lagi tempat untuk berkeluh-kesah.
Tiada tempat untuk menyimpan duka dan luka. Terlalu dalam tertoreh. Sungguh teramat kejam. Seolah-olah tidak pernah ada kebaikan selama aku hidup. Amarah pun tak kunjung reda seperti hujan beberapa hari ini. Aku bukan manusia sempurna, bukan malaikat. Kesabaran ada batasnya. Bila cakrawala bersinar kembali. Mungkin suatu hari nanti pudar juga amarah yang bercokol di hati.
Â
 Erina Purba
 Bekasi, 19022021