Mohon tunggu...
@Riyandi_22
@Riyandi_22 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Belajar tuk menjadi Manusia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lara Tak Kunjung Reda

27 Maret 2024   07:37 Diperbarui: 27 Maret 2024   07:53 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Penulis ; Ahmad Febri Riyandi

Ntah, rasa duka atau bahagia di kala semua terasa biasa saja

Kadang ku berfikir tuk meng akhirkan sebuah ilusi ini.

Ilusi tak kunjung reda, merambat menjadi rasa sakit yg meraja lela

Pengemis bukan hanya meminta harta, namun ada juga pengemis yg meminta rasa cinta.

Bagiku pengemis jalanan adalah Sebagian Martabat yg dijatuhkan, lalu. Apa status pengemis cinta yg meminta rasa laranya tuk kembali pada kelabu suka.

Kebodohan memang tak terlihat adanya. Tapi bisa di rasakan ketika kita sudah terlanjur cinta.

Akan tetapi, rasa itu tak se lengkap asmaulhusna, yang selalu bahagia dalam lantunan syairnya.

Mungkin ini berbeda dari biasanya, yg dulu mekar bak indahnya mawar, sekarang redup bak putri malu tersentuh seseorang.

Aku lemah di hadapan mu, aku lemah ketika bersamamu, kuat adalah fatamorgana yg ku banggakan menjadi tauladan. Tapi semua itu palsu tuk menutupi kekurangan.

Jangan pernah kau salahkan, ketika ku menangis merintih, takut rasa ini hilang,

Akan tetapi tak tersentuh sedikit anginpun, kau hilangkan rasa yg ku pendam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun