5. Permintaan fleksibilitas
Wisatawan menginginkan opsi pembatalan atau perubahan jadwal, akomodasi dan paket wisata yang fleksibel. Perjalanan yang rigid (misalnya, plan yang terlalu padat) dianggap kurang cocok dengan konteks ketidakpastian.
Bagaimana Destinasi Populer Beradaptasi
Destinasi-wisata di Indonesia dan global sudah melakukan adaptasi agar bisa memenuhi ekspektasi wisatawan baru. Beberapa strategi dan perubahan terlihat nyata:
1. Penguatan protokol kesehatan & keamanan
Pengelola destinasi, hotel, restoran, transportasi wisata menerapkan standar kebersihan tinggi, disinfeksi rutin, pembatasan kapasitas, penyediaan fasilitas cuci tangan/hand sanitizer.
2. Digitalisasi dan penggunaan teknologi
Mulai dari pemesanan tiket secara online, sistem check-in touchless, pembayaran non-tunai, penggunaan QR code, aplikasi informasi destinasi, dan virtual tour sebagai pengantar wisatawan.
3. Promosi dan pengemasan wisata lokal &Â small scale
Banyak destinasi memperkuat segmen wisata domestik, memunculkan paket wisata kearifan lokal, desa wisata, dan destinasi kecil yang mungkin sebelumnya kurang diperhatikan.
4. Pariwisata yang lebih berkelanjutan
Memperhatikan aspek lingkungan (green, blue, circular economy), konservasi budaya, dan keterlibatan masyarakat lokal sebagai bagian dari daya tarik. Destinasi berusaha menjaga ekologi sambil menawarkan pengalaman wisata yang menyatu alam.