"Dia asli Jakarta? Begitulah bagian hati yang belum usai, lebih indah dari rasa kenyataan yang kita jalani sekarang. Masih kontak, kau bro dengannya? Arip mencoba empati dengan perasaan Kenjuna saat ini." Kenjuna senyum. "Ha....ha... kita udahi obrolan kengawuran kita, kita berangkat ke bandara daripada kita telat, Kenjuna menyudahi pembicaraan tentang Tulip antara Kenjuna dan temannya Arip, tanpa menjawab pertanyaan Arip tentang seseorang yang ada dipikiran Kenjuna."
     "Pagi. Tulip. Aku Kenjuna. Aku menunggumu di Bandara, aku senang jika kita bisa mengobrol sebentar, sebelum aku terbang ke Maluku, Teks WhatApp yang Kenjuna kirimkan pada Tulip." Kenjuna menunggu jawaban WhatApp dari Tulip namun WhatApp nya tak terjawab dan juga tak terbaca oleh Tulip. Sampai jam keberangkatanpun tak ada jawaban dari Tulip. Hp Tulip sepertinya sudah tak aktif lagi. "Bro. kita sudah waktunya boarding. Hati adalah milik kita, Tapi takdir adalah pilihan Tuhan. Jadi kita tak bisa mengubah Takdir sesuai keinginan hati kita. Kita hanya bisa menjalani yang takdir Tuhan berikan pada kita, Jawab Arip memborbardir kegalauan Kenjuna agar mengaktifkan logikanya atas sebagian hati yang memang di takdirkan untuk tak dimilikinya yang membuat hati Kenjuna tak pernah utuh."Â
 **** TAMAT****
   Â