Mohon tunggu...
Leony Agustina Mustikasari
Leony Agustina Mustikasari Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangga

Hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bagian Hati yang Belum Usai

9 Desember 2022   16:20 Diperbarui: 10 Desember 2022   04:12 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

           "Kenapa detak jantungmu terdengar? Apa aku kuntilanak, kayaknya jantungmu berdebar-debar seperti melihat makhluk halus? Tulip berbicara dipelukkan Kenjuna sambil mengajak Kenjuna bercanda dengan wajah polos Tulip." "Bisakah kamu memelukku lebih lama, Tulip? Kenjuna meminta agar pelukkan Tulip tak segera Tulip akhiri." "Detak jantungku tak bisa menipu siapa pemilik hati ini. Wajahku bisa aku setting biasa saja, mulutku bisa aku perintahkan untuk tak berucap, tapi hatiku tak bisa aku sembunyikan, Tulip, Kenjuna sambil berbicara lirih di telinga Tulip."

          Tulip lalu langsung melepaskan pelukannya pada Kenjuna setelah mendengar kata-kata Kenjuna di telinganya. Tulip memasang wajah seperti tak mendengar kalimat yang Kenjuna utarakan saat mereka berpelukan dimana tak pernah Tulip bayangkan kalo Kenjuna mengatakan hal sedekat ini. "Sory aku tadi memelukmu, Kenjuna, Tulip menatap wajah Kenjuna seperti berkata lupakan pelukan konyolku dan hapus kata-kata yang kamu utarakan tadi." "Kayaknya aku harus balik. Makasih udah mau menemaniku hari ini, sebagai teman lama. Aku tak usah kamu antar, aku akan pulang pakai taksi online, Tulip menjaga jarak dan mengutarakan kalo dia akan pulang tanpa meminta Kenjuna mengantarnya."

          "Tulip aku akan mengantarkan kamu pulang! Aku mohon. Ada yang aku bicarakan padamu. Janji gak akan sampai malam kita akan sampai, Kenjuna mencoba mencegah Tulip yang ingin pulang tanpa bareng dengan Kenjuna." Karena melihat wajah Kenjuna yang terlihat memintanya dengan tulus akhirnya Tulip setuju dengan keinginan Kenjuna. Merekapun masuk kedalam mobil yang akan mengarahkannya ke rumah Tulip.

           "Oke...makasih. Sudah mau mengantarkan aku ke Monas dan juga pulang, Tulip mencoba memecahkan kekikukkan yang terjadi agar segera mencair." "Aku yang mau mengantarkanmu. Jadi jangan merasa gak enak, Kenjuna bicara agar Tulip tak merasa merepotkannya." "Sebenarnya saat perpisahan sekolah SMU. Aku mencarimu Tulip, tapi kamu tak datang saat itu. Aku juga sempat kehilangan berita tentangmu. Aku gak menyangka bahwa kamu bisa membuat dirimu seperti ditelan bumi. Aku mulai menanyakan dirimu ke teman-teman terdekatmu dimasa SMU seperti ke Dina. Tapi tak banyak cerita tentangmu setelah SMU, Kenjuna bicara sambil melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, dengan sesekali melihat wajah Tulip."

           Tulip hanya tersenyum melihat wajah Kenjuna yang duduk disampingnya sedang menyetir mobil. "Bukannya emang aku gak pernah ada yang mengenalku di SMU, canda Tulip pada Kenjuna untuk mengaburkan perasaan grogi saat Kenjuna bebicara tentang dirinya." Kenjuna menyetir dan memberikan jeda waktu sunyi sebelum menjawab pernyataan Tulip.  "Aku juga tahu sedikit dari Ahmad bahwa kamu ke Surabaya, untuk kuliah. Aku ingin mencarimu, tapi aku urungkan keinginanku. Karena aku belum yakin akan perasaan yang aku rasakan waktu itu, Kenjuna masih berusaha mengutarakan perasaannya yang seharusnya Kenjuna utarakan di 15 tahun yang lalu."

          Tulip diam mencoba mencerna apa yang barusan dia dengar, tapi Tulip berusaha membolak balikkan hatinya bahwa ini tak benar, dengan memikirkan kata- kata apa yang akan dia utarakan pada Kenjuna agar Kenjuna tak melanjutkan perasaan ngawurnya itu. "Halah. Aku ini temanmu kok masih aja ada sungkan. Kita teman, santai gitu loh Kenjuna ama aku. Jangan terlalu serius. Kan kita teman dari SMP, kata-kata Tulip berusaha menggagalkan agar Kenjuna tak meneruskan pembicaraan manis tapi di waktu yang sudah lewat dan momen yang salah."

       Kenjuna melirik wajah Tulip yang kelimpungan berwarna merah tapi coba di sembunyikannya dengan wajah yang datar. Namun Kenjuna tak peduli dengan keadaan yang coba Tulip tampikkan, terhadap perasaan Kenjuna pada Tulip. "Waktu tak membuat perasaan 15 tahun itu hilang. Hatiku ini condong kearah orang yang sama, yaitu kamu. Aku ingin menyampaikan kejujuran hati ini dihadapan pemiliknya. Aku tahu keadaan tak bisa membuat waktu ini mundur kebelakang, aku sadar dan yakin tentang hatiku. Aku tak meminta pemilik hatiku untuk memilikiku, karena aku paham bahwa dia sudah memiliki cinta sempurna dihatinya, Kenjuna tetap memasang wajah serius lalu melipirkan mobilnya ke pinggir jalan."

             Kenjuna merapatkan mobilnya di pinggir jalan raya, dekat trotoar. Lalu melihat Tulip yang wajahnya kaku serta lempeng memandang ke arah depan dibalik kaca mobil tanpa memandang kearah Kenjuna. Kenjuna memandang lama wajahnya Tulip dari samping. "Apa kita gak papa nih melipir dipinggir jalan begini? Apa jalanan gak macet karena mobil kita di pinggir jalan? Wajah Tulip nampak gugup namun dia coba tahan kegugupannya atas kata-kata Kenjuna padanya barusan Tulip dengar hingga membuat hatinya berdetak morat marit."

            Dalam hati Tulip berkata, "Perasaan apa ini? Perasaan aman, nyaman, lembut, bahagia, merasa dispesialkan, perasaan syahdu mengena dalam hati, tapi aku tak boleh merasakan hal ini. Walau ini perasaan yang hatiku butuhkan saat ini. Namun ini tidaklah benar,karena kesedihanku, masalahku dengan Utama membuat aku merasa perasaan Kenjuna adalah tetesan embun di pagi hari yang mengingatkanku bahwa aku ini adalah seseorang yang beruntung karena dipertemukan oleh seseorang yang menganggap bahwa Tulip hal  terpenting di hati dan hidup Kenjuna selama ini, tanpa aku tahu dan sadari."  

          "Apapun wajah yang kamu tampakkan itu bukan apa yang kamu rasakan dalam hatimu saat ini. Aku bukan orang yang selalu disampingmu. Tapi aku orang akan selalu ada saat kamu membutuhkan hati yang tulus. Kita memiliki dunia masing-masing, jadi jangan takut pada perasaanku, aku tak akan menghancurkan duniamu dan duniaku demi seseorang yang menguasai hatiku sejak dulu, Kenjuna mencoba menterjemahkan kebingungan Tulip yang Kenjuna tangkap dengan hatinya."      

       "Oke. Sebenarnya aku coba pahami dulu perkataan demi perkataan yang kamu lontarkan padaku, Kenjuna. Kita tak pernah ada ikatan pacaran waktu SMP dan SMU. Kamu juga tak pernah memperlihatkan perasaanmu seperti yang tadi kamu ungkapkan padaku, saat kita di satu sekolah yang sama. Jadi aku tak bisa menamakan ungkapan hatimu apa, di dalam hatiku ini. Dan yang kamu ungkapkan itu, sekarang di waktu hatiku juga dalam keadaan tidak jernih, serta perasaanku ini tak bisa lagi memilih siapa yang berhak memilikinya seperti sebelum aku menikah, karena memang aku telah menikah pasti tentunya hati ini milik suamiku, penjelasan Tulip pada Kenjuna yang coba Tulip uraikan agar Kenjuna paham, dengan perasaan sesak dan tetes air mata tanda menghargai rasa tulus Kenjuna padanya, namun tak bisa Tulip balas rasa tulus Kenjuna, sebab Tulip sudah mengikatkan hatinya pada suami yang coba Tulip cintai dengan segenap hati dengan segala kelemahannya yang ingin Tulip pahami, tanpa menggantinya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun