Mohon tunggu...
Leony Agustina Mustikasari
Leony Agustina Mustikasari Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangga

Hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bagian Hati yang Belum Usai

9 Desember 2022   16:20 Diperbarui: 10 Desember 2022   04:12 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

          "Tulip sekarang dimana Dina? Gimana kabarnya? Apa kamu masih sering ketemu ama Tulip? Kenjuna menyematkan pertanyaan-pertanyaan tentang Tulip pada Dina." "Tulip sekarang tinggal di Jakarta, Tulip memiliki seorang anak perempuan berumur 12 tahun, suaminya seorang Teknik Sipil dan bekerja di Jakarta pusat yang aku tahu, sepertinya baik-baik saja Tulip, tapi aku sudah lama tak mengikuti kabar tentang Tulip. Aku udah gak pernah ketemu lagi ma Tulip, Kenjuna, aku repot ngurus anak-anakku, Dina mengetik keingintahuan Kenjuna tentang Tulip sepengetahuanya." "Oke makasih Dina, aku coba masukkan WhatApp Tulip di Group SMP ku dulu ya, Kenjuna mencoba mengakhiri pembicaraan dengan Dina teman dekatnya Tulip." Setelah dapat no WhatApp Tulip, Kenjuna lalu memasukkan WhatApp Tulip di dalam group SMP.

        "Hai Tulip gimana kabar? Cattingnya WhatsApp dari temannya yang bernama Gendis di group SMP, karena tahu No WhatApp Tulip telah masuk di Group SMP, Gendis orang yang menyapa Tulip di group SMP secara ramah, namun tak juga ada jawaban dari Tulip." Tulip hanya melihat layar Hp tanpa menjawab, yang tergeletak di atas meja makan karena ada tanda bunyi masuk WhatApp, disela-sela Tulip beberes rumah di pagi hari disaat suami dan putrinya berangkat sekolah, dimana itu adalah rutinitas wajib yang Tulip lakukan, semenjak tidak bekerja lagi sebagai Wanita karir dan memilih mendedikasikan jiwa raganya untuk keluarga. Kring...kring... Tulippun menjawab telepon dari handphonenya. "Tulip? Gimana kabarmu? Ikutlah nimbrung di group SMP, suara lembut seorang pria yang seperti Tulip kenal tapi lupa sebab lama Tulip tak berkabar lagi dengan teman-teman SMPnya dulu." "Halo, ini siapa? Tulip bertanya siapa cowok yang menelpon dirinya untuk gabung di group SMP yang tengah ramai chattingan."

       "Aku Kenjuna ingatkan? Kenjuna memaksa memori Tulip untuk melangkah ke masa lalu dimana Kenjuna adalah Ketua kelasnya di masa SMP, kemungkinan Tulip lupa akan nama Kenjuna sungguhlah kecil." "Kenjuna! Tentulah ingat aku akan dirimu, Tulip menjelaskan bahwa ingatannya masih sangat bagus tentang diri Kenjuna. Walau tidak kenal dekat, tapi jabatan Kenjuna sebagai ketua kelas sangatlah menempel di memorinya."

         "Untunglah, aku kira kamu sudah tak kenal dengan Kenjuna ini? Kenjuna mencoba bercanda di komunikasi pertamanya dengan Tulip temannya SMP." "Mana bisa lupa aku ini ama kamu, Kenjuna. Sebab wajahmu menakutkan Kenjuna hanya ada wajah serius tanpa ada wajah bercanda, jika aku melihat wajahmu saat SMP waktu itu, Tulip berusaha menimpali candaan Kenjuna padanya." "Ayolah aktif di group SMP. Kita kan kangen ama kamu Tulip di group SMP, Kenjuna mencoba menarik Tulip dalam Group SMP yang Kenjuna bentuk sebagai ajang silahturahmi dan temu kangen sesama teman SMPnya."

         "Jika kamu tak mau aktif, undanglah aku kerumahmu, Tulip. Mumpung aku sedang kerja di Jakarta sekarang, Kenjuna menginginkan agar Tulip memperbolehkannya mampir kerumahnya." Tulip tersenyum, hingga terdengar oleh Kenjuna. "Boleh, kapanpun kamu bisa datang kerumahku, Tulip mempersilahkan Kenjuna untuk mengunjunginya sebagai teman lama sesama SMP." "Boleh? Oke minggu depan aku bersama temanku akan main ke rumahmu Tulip, Kenjuna gembira bahwa temannya Tulip mempersilahkan dirinya secara akrab untuk datang berkunjung kerumah Tulip."

          "Aku tunggu kedatanganmu Kenjuna. Agar aku tak aktif di group SMP kita, candaan Tulip dengan Kenjuna sampai akhir komunikasi mereka di telepon." Keduanya pun menutup handphone. "Tulip aku akan datang kerumahmu. Jadi janjimu harus segera kamu realisasikan minggu depan, Kenjuna mengirimkan Whatsapp ke Tulip." Tulippun membuka WhatsApp dari Kenjuna. Dan menjawab dengan emoji senyum, Tulip lalu meletakkan handphonenya di meja ruang makan dan melanjutkan kegiatannya membersihkan rumah yang disela karena ada panggilan telepon dari Kenjuna.

           Tulip tak memikirkan apapun tentang omongan Kenjuna. Tulip hanya melewati hari-harinya tanpa menanti atau membayangkan serta berekpektasi untuk bertemu dengan teman lamanya Kenjuna. Waktu seminggu janjian diantara Kenjuna dan Tulip pun hadir. "Hai Tulip. Hari ini aku bisa bertemu denganmu. Hanya aku tanpa teman, apa kamu bisa? Aku akan berkunjung kerumahmu, Kenjuna mengirimkan pesan kepada Tulip di hari kerja terakhir di minggu pertengahan Januari." "Ya Kenjuna, aku bisa hari ini. Tapi aku tak bisa menemuimu di rumah. Bisakah kita bertemu di cafe adelweiss. Tunggu aku disana jam 13.00, Pesan Tulip pada kontak WhatApp Kenjuna."

           "Oke aku akan menunggumu di cafe Adelweiss, jam 13.00. Jangan telat. Oke, Kenjuna menjawab WhatsApp Tulip dan disematkan emoji smile." Kenjuna hadir di cafe Adelweiss jam 12.30. 30 menit lebih awal dari jam kesepakatan antara Kenjuna dan Tulip." Kenjuna memesan kopi hitam yang tercampur gula aren panas minuman kesukaannya sebab aren di dalam kopi menambah aroma yang nikmat, dan duduk terlihat dari pintu cafe Adelweiss agar Tulip tak susah mencari keberadaan Kenjuna. Kenjuna melihat Handphone diatas meja siapa tahu Tulip memberinya kabar posisinya sekarang, dan Kenjuna bisa siap-siap untuk memasang wajah familier berharap Tulip langsung mengenalinya, Kenjuna tidak ingin memperlihatkan wajahnya yang gerogi menantikan sekian lama agar bisa bertemu dengan Tulip.

           Jam menunjukkan jam 13.10 tak ada bunyi tanda WhatsApp masuk di Handphone Kenjuna. Di waktu menunggu Tulip, hati Kenjuna berderu kencang layaknya seorang prajurit yang akan menghadapi perang yang belum tahu kemampuan strategi lawan perangnya. Terlihat samar-samar Wanita dengan kulit kuning langsat namun tidak terlalu putih, jilbabnya berwarna biru dipadu padankan dengan outer berwarna biru langit serta kaos putih sebagai landasan outernya dengan celana panjang putih bergerak membuka pintu cafe Adelweiss wajah yang ceria dengan senyuman yang tak pernah berubah dari masa sekolah masih sama. Pandangan Tulip langsung pada mata Kenjuna yang menantinya kurang lebih 40 menit untuk menemui teman lamanya Kenjuna.

         Raut wajah Tulip di mahkotai senyuman walau sedang digaluti rasa sedih, yang coba Tulip samarkan dengan make upnya natural yang menampilkan kecerahan, agar suasana hatinya yang sedih tak terlihat oleh Kenjuna, karena pertengkaran Tulip tadi dengan Utama suaminya, Tulippun menghampiri Kenjuna di meja cafe adelweiss. Kenjuna menyodorkan tangannya hendak berjabat tangan namun tiba-tiba bukan tangan Tulip yang Kenjuna genggam tapi pelukan Tulip yang tiba-tiba bersandar di dadanya. Kenjuna hanya kaget dan tak berkata apa-apa mencoba memahami keadaan psikologi Tulip yang ingin diungkapkan lewat sebuah sikap yang random. "Hai lama tak jumpa! Kenjuna menyapa Tulip dan membiarkan Tulip menyandarkan pelukan didadanya padahal keadaan hati Kenjuna sendiri tak karuan." "Maaf! Aku tiba-tiba mengagetkanmu, dengan sikapku. Biarkan aku 5 menit begini, sebab akhir-akhir ini aku merasa kacau, Tulip akhirnya melepaskan pelukannya pada Kenjuna."

            "Tak apa. Kamu mau aku pesankan kopi? Atau cake? Kenjuna sambil menormalkan keadaannya, atas pelukan Tulip yang membuat hati Kenjuna berdetak tak karuan, setelah melihat Tulip duduk di bangku depannya." Kenjunapun langsung pergi memesankan makanan Tulip agar wajahnya tak nampak kikkuk saat berhadapan dengan Tulip, sebab Tulip adalah cinta pertama dan Cinta sejati di masa SMP yang tak Kenjuna ungkapkan serta perlihatkan selama ini.        

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun