Mohon tunggu...
Leony Agustina Mustikasari
Leony Agustina Mustikasari Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangga

Hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bagian Hati yang Belum Usai

9 Desember 2022   16:20 Diperbarui: 10 Desember 2022   04:12 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebuah Pernikahan adalah ikatan dua orang dewasa yang sama-sama memiliki nilai pada diri masing-masing dengan sebuah tujuan yaitu hidup bahagia. Aku adalah Tulip seorang Wanita dewasa yang baru paham dan tahu bahwa pernikahan bukan hanya sebuah cinta tapi perjalanan dua orang dewasa yang bersama untuk berkembang dengan karakter dan juga kebiasaan yang terbawa dari lahir tanpa adanya pencitraan lagi seperti saat pacaran.

         Di umur pernikahanku yang ke 13 tahun ini adalah titik balik cara pandangku tentang pernikahan berubah total. Dimana dulu aku beranggapan kebahagiaan dalam pernikahan bisa sempurna, jika yang memberikan rasa bahagia adalah pasangan kita dengan kejutan-kejutan romantis seperti layaknya sepasang kekasih saat pedekate. Ternyata pernikahan bukan seperti jaman pacaran, pernikahan dan kebahagiaan  bukan lagi tentang hal-hal romantis serta kejutan. Tapi hal sehari-hari secara sederhana yang kita lalui, dengan perasaan kasih sayang yang masih tumbuh serta menetap di masing-masing hati pasangan suami istri dengan bahasa cinta yang berbeda-beda tiap pasangan, bersama-sama mengarungi gempuran berbagai macam masalah seperti karakter, komunikasi, serta ekonomi namun saling menguatkan satu sama lain tanpa ada niat untuk meninggalkan.

           Malam ini, adalah malam kesekian kalinya kami bertengkar. Karena aku kekeh ingin mengubah karakter seorang Utama yang bagiku secara pribadi karakter friendlynya terhadap lawan jenis sangat menganggu aku sebagai pasangannya. "Bisa tidak, kamu tidak usah banyak terlalu berpikir aneh-aneh tentang aku. Aku hanya kerja dan mencoba mencukupi kebutuhan keluarga kita, aku berusaha terbaik buat keluarga ini! nada tinggi suara Utama yang lagi cek cok dengan Tulip." "Kamu banyak berubah! Aku tak sanggup lagi! Kita memang sepertinya sangat tidak cocok! Saat aku mau diskusi, tapi reaksimu emosi. Kamu sudah tak bisa menenangkan kebingunganku. Lebih baik kita akhiri! Tulip bicara dengan nada bicara datar mengutarakan isi hatinya yang tak pernah ada jalan keluarnya."

        "Kamu tahu kan bagaimana caranya, agar aku tidak berpikir macam-macam tentang kamu. Maka jangan kamu lakukan apa yang tidak aku suka. Tapi apa! Kamu tak bisa meninggalkan apa yang tak aku suka. Memang sepertinya itu, sudah menjadi karaktermu! Tulip memperpanjang curhatan isi hati terdalam saat Utama dan dirinya sama-sama emosi, agar Tulip bisa meluapkan segala perasaan yang tidak enak di dalam hubungan pernikahan selama ini Tulip jalani dengan Utama."

         "Apa maumu sekarang! Utama mendekati Tulip dengan berdiri bersama emosinya." "Ubah hal yang tak aku suka. Agar kesalku padamu tak terus berulang, kata Tulip pada Utama." "Aku tak bisa! Aku dengan Yesy hanya teman sebatas pekerjaan jadi jangan pernah berpikir lebih dari itu!  Celoteh Utama dengan tegas berdiri di hadapan Tulip sambil mencengkeram lengan Tulip."  

         "Oke aku besok pulang selama seminggu bersama Jasmine ke Solo. Jika aku masih tidak bisa memaklumi kelakuanmu. Berarti sepertinya pernikahan ini tak bisa kita lanjutkan lagi. Berikan aku waktu berpikir jernih di rumah orang tuaku, Tulip sambil melepaskan tangan Utama yang cengkeramnya dengan kuat." "Kata siapa aku mengijinkan kamu pulang ke Solo. Ini masalah kita, mau gak mau kita selesaikan sendiri dan jangan melarikan diri ke Solo, badan Utama semakin mendekat dan menatap dalam ke Tulip dengan tatapan antagonisnya yang sinis."

           Tulip tidak semakin mengalah. Tulip malah semakin marah. Lalu pergi meninggalkan Utama ke ruangan lain yaitu kamar tamu asal Tulip tidak lagi melihat wajah Utama dihadapannya. Tulip membiarkan Utama di kamar tidur mereka. Tulip meneteskan air matanya tanpa henti hingga dadanya sesak, tanpa sadar Tulip ketiduran dengan air mata yang masih tersisa di sudut-sudut matanya.

****

 11 TAHUN YANG LALU DI PERPISAHAN SEKOLAH.

           "Dina kamu tahu dimana Tulip? Tanya Kenjuna pada Dina yang berbaju kemeja putih dengan celana jens dan sepatu putih." "Aku aja baru datang. Gimana aku bisa tahu dimana Tulip, jawab Dina seadanya pada Kenjuna yang kebingungan mencari Tulip." "Dina, bukannya biasanya Tulip selalu barengan ama kamu? Kenjuna menanyakan lagi jawaban gak niat Dina tentang Tulip." "Sungguh Kenjuna. Aku gak barengan dan aku gak tahu dimana Tulip, Dina menegaskan kembali ketidak tahuannya tentang Tulip." Kenjuna pun berlari meninggalkan Dina begitu saja untuk mencari Tulip.

          "Kenjuna gabung sini! Kenapa sih dari tadi bingung aja kesana kemari. Ini acara perpisahan udah mau mulai. Duduklah di bangku ini, daripada nanti kamu gak dapat tempat duduk, jika anak-anak udah pada masuk ruangan, kau tak akan tempat duduk lagi, Kata Doni menawari Kenjuna bangku kosong dekatnya bersama teman-teman tongkrongan yang biasa Kenjuna gabung." "Don, kamu tahu Tulip gak? Kenjuna menanyakan Tulip pada Doni, siapa tahu Doni kali ini bisa diandalkan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun