Mohon tunggu...
Leony Agustina Mustikasari
Leony Agustina Mustikasari Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangga

Hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bagian Hati yang Belum Usai

9 Desember 2022   16:20 Diperbarui: 10 Desember 2022   04:12 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

       "Udah ngapain kamu cari Tulip? Itu ada cewek tercantik di sekolah kita Ani. Ngapain cari Tulip? Ani katanya masuk Universitas Negeri di Malang jurusan BP tau. Tulip paling-paling juga gak bermasa depan tu cewek kan metal abis. Udah duduk sini aja, jangan bingung cari Tulip! ajak Doni pada Kenjuna yang kebingungan mencari Tulip di acara perpisahan sekolah SMU."

       Kenjuna gak menghiraukan omongan Doni yang benar-benar tak membantunya yang kebingungan mencari Tulip. "Kenjuna. Denger-denger kamu keterima di sekolah intanstansi pemerintahan bermasa depan cerah nih, Ahmad menghentikan langkah Kenjuna untuk terus mencari Tulip, diantara gerombolan teman-temannya tadi." Kenjuna hanya tersenyum simpul di sudut bibirnya, mendengar Ahmad tahu tentang kemana Kenjuna akan melanjutkan sekolah setelah SMU. "Tulip gak akan datang di perpisahan ini. Tulip keterima di salah satu Universitas Negeri di Surabaya dan hari ini dia daftar ulang kesana. Aku tadi lihat, saat aku berangkat ke perpisahan ini dan melewati rumah Tulip yang berdekatan dengan rumahku, celoteh Ahmad tetangga Tulip yang juga kawan Kenjuna sekelas."

         "Tulip, di Surabaya mana? Jurusan apa yang Tulip ambil? Kenjuna menanyakan pada Ahmad tetangga Tulip yang pastinya tahu tentang Tulip, sebab Ahmad selingkungan rumah dengan Tulip." "Pelan-pelan Pren. Yang aku tahu Tulip ambil jurusan Akuntansi seperti Ayahnya.Tulip di Surabaya mana aku kurang tahu, Ahmad mencoba menjelaskan agar rasa penasaran Kenjuna pada Tulip bisa terjawab walau tak banyak." Kenjuna seketika menghentikan langkahnya untuk mencari Tulip.

         "Gak biasa kamu cari Tulip? Kamu juga bukan pacarnya Tulip? Kamu mau titip pesen ke Tulip, biar nanti aku sampaikan kalo aku ketemu Tulip, Ahmad menawarkan pada Kenjuna jika ingin titip sesuatu pada Tulip." "Gak, Pren. Hanya mau bilang hal yang gak penting kok ama Tulip. Makasih ya atas Infonya tentang Tulip, Kenjuna kemudian berusaha gabung dengan Doni serta teman-temannya karena acara perpisahan sekolah akan dimulai."

         Dalam hati Kenjuna merasa sangat sedih. Ini adalah momen terakhir yang harusnya Kenjuna masih bisa mencuri-curi pandang, menatap wajah Tulip seperti yang biasa Kenjuna lakukan di kelas walau tanpa diketahui oleh Tulip. Kenjuna memang suka terhadap Tulip, tapi Kenjuna menyimpan rapi perasaannya pada Tulip, sebab Kenjuna belum memiliki kepercayaan diri yang bisa buat Tulip mengiyakan pernyataan perasaannya jika suatu saat Kenjuna menembak Tulip. Kenjuna ingin menampilkan dirinya dengan sepantasnya dimata Tulip.

        Dua hari yang lalu penerimaan Kenjuna sebagai peserta didik di instansi pemerintahan. Kenjuna seperti memiliki banyak kepercayaan diri, bagi Kenjuna ini adalah saat yang tepat buat Kenjuna menyatakan perasaannya pada Tulip. Tapi apalah daya takdir memutus momen yang seharusnya indah menjadi momen tanpa arti apapun.

****

            "Hai Temen-temen SMP aku bikin group ini buat ajang tali silahturahmi kita sodara dan sodari SMP2 kelas I, Kenjuna menyapa warga goup SMP yang Kenjuna buat agar bisa chit dan chat antar temen SMPnya." Warga Group WhatApp SMP pun langsung ramai dan mamperkenalkan diri. "Teman-teman ada yang punya no WhatApp Tulip, gak? Kenjuna menanyakan pada teman-temannya di group SMP yang sengaja Kenjuna buat." "Tulip! Kita malah gak tahu dimana Tulip sekarang, saut salah satu temennya Kenjuna semasa SMP bernama Gendis."

          "Nanti coba aku tanya anak-anak SMU. Siapa tahu ada yang menyimpan no WhatApp Tulip, Kenjuna berusaha mencari no WhatApp Tulip." "Kalo gak rame kan gak seru. Iya kan? Tulis Kenjuna di group WhatApp yang dia buat, mengaburkan rasa penasaran Kenjuna tentang keadaan Tulip saat ini." "Tulip, kayaknya jarang ikut di Group WhatApp manapun, Gendis mencoba menggagalkan keinginan Kenjuna untuk mencari no WhatApp Tulip di group SMU, dimana Tulip dan Kenjuna satu sekolah." "Namanya di coba. Kan belum tentu berhasil juga, Kenjuna menjawab ocehan Gendis di WhatApp Group SMP, sambil menyematkan emoji ketawa." WhatApp Group SMP masih sangat ramai karena warga group saling bersua dan bertukar kabar antar teman di Group WhatApp dengan saling ketik diWhatApp.

         "Hai Dina. Gimana kabar? Aku Kenjuna, WhatApp Kenjuna pada WhatApp pribadi Dina." Dina pun langsung menjawab WhatApp Kenjuna. "Iya kenapa Kenjuna? Gimana kabar kamu sekarang? Dina menjawab WhatsApp Kenjuna." Kenjuna melihat WhatApp dari Dina langsung membuka kunci Handphonenya lalu cepat-cepat Kenjuna mengetik jawaban. "Baik Dina, kamu dulu temannya Tulip kan waktu SMU dan SMP? Apa kamu punya no WhatAppnya Tulip? Kenjuna membalas WhatApp Dina yang lansung centang dua yang artinya telah dilihat oleh Dina."

         "Ada, bentar ya. Aku cari dulu no WhatAppnya Tulip. Aku lama ndak hubungi Tulip lagi. Semoga aja no WhatApp nya masih aktif. 08122130482. Ini ya Kenjuna nomer WhatAppnya Tulip, Dina memberikan no WhatApp milik Tulip pada Kenjuna." "Kok tiba-tiba kamu tanyakan no WhatAppnya Tulip, Kenjuna? Dina mengetik lagi WhatApp pada Kenjuna." "Iya aku sudah bikin Group SMP kelas I, kan Tulip sekelas ama aku dulu di SMP, tapi Tulip belum aku masukkan kedalam group, Kenjuna menjawab pertanyaan Dina sambil menyematkan emoji senyum."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun