Mohon tunggu...
Dom Asteria
Dom Asteria Mohon Tunggu... Jurnalis - Energy Journalist

Sapere Aude

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cukup 3 Langkah Konstruktif Mengatasi Kemarahan

17 Juli 2021   17:24 Diperbarui: 22 Maret 2022   19:43 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kemarahan by RobinHiggins. Sumber: https://pixabay.com/

Nota bene: Konten disadur seperlunya dari Buku "Overcoming Emotions That Destroy" yang ditulis oleh Chip Ingram & Dr. Becca Johnson, ANDI: 2011

Coba kamu hitung berapa kali dalam sehari meluapkan kemarahan atau malah menahannya? Apakah benar ada manusia yang tidak pernah marah? Apakah mudah untuk mengatakan tidak pada sakit hati? Apakah mudah untuk move on dari masalah? Pernahkah kita mencoba barang sebentar merefleksikan hal-hal ini? Sekurang-kurangnya sebentar sebelum tidur usai menjalani aktivitas seharian?

Sebagai manusia, kita dikelilingi oleh berbagai pengalaman yang datang silih berganti. Dia tertanam dalam benak kita, terungkap pada suatu momen atau tersingkap pada saat kita berkomunikasi dengan alter ego (aku yang lain).

Pertanyaan mendasar terkait kemarahan atau beberapa menyebutnya emosi negatif ialah: apakah kita punya niat menguraikan cara-cara konstruktif (bersifat memperbaiki) untuk mengatasi emosi negatif yang hampir selalu menghancurkan diri? Barangkali paparan berikut berguna dan selamat membaca!

Kemarahan dan Jenisnya

Aku mendapati pengertian demikian, kemarahan itu baik untuk memelihara maupun untuk melindungi. Justru menjadi masalah karena digunakan dengan cara yang keliru, terjadi terlalu sering, berlangsung terlalu lama dan berakibat pada perilaku yang tidak pantas.

Kemarahan biasanya dapat dipicu atau dipengaruhi oleh keadaan, usia, budaya, gender, kepribadian, keluarga dan masa lalu. Menulis kata masa lalu ini, aku langsung teringat pada satu momen yang memicu berakhirnya sebuah hubungan, oalah.

Profil kemarahan itu ada tiga: pemuntah, pemendam dan pembocor!

Pemuntah mengekspresikan kemarahan dengan agresif, meluapkan emosinya dan bisa berujung pada tindakan kekerasan yang bersifat destruktif (merusak, menghancurkan). Dia ingin menunjukkan kuasa sekaligus melepas emosi negatif. Ape lo, ape lo? Salah satu contoh nyata.

Seorang pemendam menganggap marah itu dosa dan buruk, maka ia memendam amarahnya. Jika ditelisik pada keempat tipe kepribadian manusia yang ditulis Sigmund Freud, ini adalah seorang plegmatis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun