Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Membangun Budaya Politik Sehat: Mendorong Peran Oposisi yang Konstruktif

1 Maret 2024   08:01 Diperbarui: 1 Maret 2024   08:07 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber gambar: https://pks.id/

Oleh: Julianda BM

Demokrasi bagaikan orkestra yang indah. Di dalamnya, berbagai elemen berpadu memainkan melodi harmonis, menciptakan simfoni yang menyejukkan telinga. 

Di antara elemen-elemen tersebut, peran oposisi bagaikan biola yang menari dengan gesit, melengkapi melodi utama dengan nada-nada kritis dan konstruktif.

Namun, dalam realitas politik Indonesia, peran oposisi sering kali terjebak dalam melodi yang disonan, terjerumus dalam polarisasi dan permusuhan. 

Alih-alih membangun budaya politik yang sehat, oposisi terjebak dalam pusaran kontestasi dan kritik tanpa solusi.

Lalu, bagaimana membangun budaya politik yang sehat dengan mendorong peran oposisi yang konstruktif? Mari kita selami lebih dalam.

Mendefinisikan Peran Oposisi yang Konstruktif

Oposisi bukan sekadar penentang. Peran oposisi jauh lebih mulia daripada sekadar menjadi batu sandungan bagi pemerintah. 

Oposisi yang konstruktif adalah mitra kritis yang mengawasi jalannya pemerintahan, menawarkan solusi alternatif, dan memperkaya diskursus politik dengan ide-ide segar.

Membangun Fondasi Kepercayaan

Kepercayaan adalah fondasi utama dalam membangun budaya politik yang sehat. 

Oposisi harus mampu membangun kepercayaan publik dengan menunjukkan integritas, komitmen, dan konsistensi dalam menjalankan perannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun