Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Apakah Menjadi Oposisi di Indonesia Merupakan "Kecelakaan" Politik?

8 Maret 2024   13:10 Diperbarui: 10 Maret 2024   08:47 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wakil Presiden Ke-10 dan 12 RI, Jusuf Kalla dalam acara diskusi politik di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Kamis (7/3/2024). Foto: KOMPAS.com/SINGGIH WIRYONO

"Oposisi itu kecelakaan karena tidak menang. Ia jadi oposisi, ini kecelakaan", kata Jusuf Kalla dalam acara Election Talk di FISIP Universitas Indonesia, Kamis (7/3/2024).

Sebuah pernyataan kontroversial dari mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla telah memicu gelombang debat dalam dunia politik Indonesia. 

Pernyataan JK sebagaimana ditulis di bagian lead tulisan ini menimbulkan pertanyaan yang mendalam tentang esensi demokrasi Indonesia: 

Apakah menjadi oposisi di Indonesia merupakan 'kecelakaan' politik?

Memang pada kenyataannya, menjadi bagian dari pemerintahan memberikan akses yang lebih besar terhadap sumber daya dan pengaruh politik. 

Meskipun demikian, penting untuk tidak mengabaikan peran krusial yang dimainkan oleh oposisi dalam menjaga keseimbangan kekuasaan dan memastikan akuntabilitas pemerintah. Pandangan ini tentu tidak sepenuhnya akurat dan perlu dipertanyakan, karena partai oposisi memiliki peran yang penting dalam menjaga keseimbangan kekuasaan dan akuntabilitas pemerintahan. 

Partisipasi oposisi adalah esensi dari demokrasi yang sehat. Mereka memberikan suara alternatif dan memastikan pemantauan yang efektif terhadap kebijakan pemerintah.

Tanpa oposisi yang kuat, risiko penyalahgunaan kekuasaan dan kurangnya akuntabilitas pemerintah dapat meningkat. Lagi pula, oposisi memberikan pengawasan yang kritis terhadap kebijakan pemerintah, memastikan kepentingan masyarakat terjaga. 

Partai politik yang berada di oposisi seringkali dapat menjadi wakil bagi suara-suara minoritas dalam masyarakat, sehingga mendukung representasi yang lebih inklusif. 

Contoh konkret dari sejarah politik Indonesia yang dapat digunakan sebagai ilustrasi adalah peran oposisi dalam menyeimbangkan kekuasaan dan memastikan akuntabilitas pemerintah pada masa Orde Baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun