Mohon tunggu...
Dom Asteria
Dom Asteria Mohon Tunggu... Jurnalis - Energy Journalist

Sapere Aude

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cukup 3 Langkah Konstruktif Mengatasi Kemarahan

17 Juli 2021   17:24 Diperbarui: 22 Maret 2022   19:43 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kemarahan by RobinHiggins. Sumber: https://pixabay.com/

3. Lambat untuk marah

Semakin panjang waktu hingga kita berpotensi untuk meledak, semakin baik kesempatan untuk melakukan aksi luar biasa untuk menjinakkan bom kemarahan dalam diri kita. Ada beberapa saran untuk memperlambat kemarahan, yaitu: 

1) Komunikasikan kebutuhan Anda dengan sikap tanpa maksud menuduh; 

2) Cobalah untuk memahami dan mengakui sudut pandang orang lain; 3) Tetaplah pada persoalan dan fakta-faktanya (jangan menyerang karakter orang); 

4) Kenali jalan keluar yang mungkin diambil (negosiasi, kompromi, kerja sama, bergiliran dan sebagainya); 

5) Pertahankan ketenangan, rasa hormat, dan keobjektifan dan tetaplah terbuka untuk masukan dan/atau gagasan baru; 

6) Jika diskusinya memanas, pertimbangkanlah untuk mengambil waktu jeda.

Sebenarnya, sebelum kemarahan terjadi kita dapat menghentikannya. 

Salah satu caranya adalah memperkecil stres. Stres dan kemarahan memiliki hubungan. Semakin tertekan, terbakar, kewalahan, atau sibuk kita, semakin rentan kita kepada kemarahan. Kunci untuk mengurangi jumlah kemarahan yang kita rasakan terletak pada kemampuan kita untuk memperkecil stres yang disebabkan oleh sejumlah peristiwa dan keadaan seperti pekerjaan, rumah, hubungan, kesehatan, keuangan, dan keluarga kita. 

Semakin kita tertekan stres, semakin mungkin kemarahan muncul. Bagaimana cara memperkecil stres? Caranya ialah hilangkan ketergesa-gesaan, turunkan harapan, akui kesalahan, lebih banyaklah tertawa, rawatlah diri anda dan ketahuilah hal yang memicu kemarahan anda.

Dom Asteria, 17 Juli 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun