Mohon tunggu...
Darwis Kadir
Darwis Kadir Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Hanya ingin bercerita tentang sebuah kisah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Spionase

3 Maret 2018   15:15 Diperbarui: 3 Maret 2018   15:23 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Nenek yang mana,teman-teman saling berpandangan?" heran balik bertanya.

"Yang barusan,dia telah memijit-mijit kepalaku sampai pusingnya hilang" seraya memandangi semua teman satu persatu

"Tidak ada, jangankan seorang nenek,anjing pun kelihatan jelas dari sini,kalau ada yang masuk diperumahan!" jawab bu Jasmiati tambah heran.

"Jadi nenek yang mengobati saya tadi itu siapa?" tiba-tiba bulu kuduknya meremang.Bergidik.Sepenggal cerita mistik yang terjadi.

Kokok ayam bersahutan di subuh hari membangunkanku dari lelapnya tidur.Tak lama sinar matahari merekah di timur. Satu persatu anak sekolah berdatangan.Terasa segar ketika air membasahi seluruh tubuhku. Berkemas-kemas untuk  mengajar jam pertama.Suara knalpot mobil racing terdengar nyaring memasuki halaman sekolah. Dari suara dan modelnya,itu mobil kepala sekolah,tumben cepat sekali datang,gumanku.

Ketika proses pembelajaran berlangsung,kehabisan tinta spidol.Bergegas menuju kantor. Belum sempat menemukan tinta spidol,mendengar suara lirih menyebut namaku dan beberapa nama teman lain. Penasaran. Asal suara dari ruangan kepala sekolah. Dengan mengendap-ngendap memasang kuping dengan baik-baik.

"Bagaiman catatannya bu, beres?" tanyanya. Itu suara kepala sekolah.

"Ini guru yang tidak masuk mengajar minggu lalu Pak,menyebutkan nama seorang teman guru."

"Tampaknya teman guru ini yang mempunyai rating tertinggi tingkat kemalasannya!" suara itu. Ya mirip suara dari salah satu  teman guru.

" Ya terima kasih laporannya dan tolong dipanggil nanti teman guru ini" kepala sekolah mengakhiri pembicaraan itu.

Jantungku berdetak keras,dugaanku rupanya tak keliru.Inilah orang-orang yang telah membuat kami penasaran. Ternyata. Akh..kenapa bukan urusan dan pekerjaan lain  saja yang di tingkatkan,ehh..malah tambah tugas  jadi spionase.Pantasan.Aku hanya bisa menahan rasa amarah ini. Tapi dendam tak boleh mengalahkanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun