Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | White Mansion

22 April 2020   06:00 Diperbarui: 22 April 2020   06:19 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Revan meneguk saliva. Ia tahu ini perkara sensitif.

“Mungkin kamu kenal. Pemiliknya jewelry sibling. Sebuah brand berlian.”

Hati Ayah Calvin jatuh terbenam menembus lantai. Jewelry sibling berurusan dengan sahabatnya? Pasti ada yang tidak beres. Perlahan tapi pasti, Ayah Calvin mencium rencana.

“Sampai kapan pun, aku takkan mau!” tolak Ayah Calvin.

“Calvin, please...”

Rupanya jewelry sibling bermain kotor. Mereka menjadikan Revan sebagai boneka pemisah Ayah Calvin dengan istri dan putrinya. Jewelry sibling sungguh licik.


“Ingat baik-baik, Revan. Aku takkan mau bekerjasama denganmu bila ada korelasinya dengan jewelry sibling. Mereka punya taktik licik untuk memisahkan aku dengan Silvi dan Manda. Tak mau aku kehilangan lagi.” Cecar Ayah Calvin panjang lebar.

Di kantornya, Revan mengernyit. Tak biasanya Ayah Calvin bicara sepanjang dan seemosi itu. Adakah dendam pribadi di antara peritel dan pengusaha berlian? Setahunya, Ayah Calvin tak punya musuh. Ia selalu membangun hubungan baik dengan semua orang, tak peduli itu pengusaha besar maupun office boy.

“Hei, tenang dulu. Aku tak bermaksud mengajakmu konfrontasi. Begini saja. Nanti malam aku datang ke rumah Manda ya? Kita ngobrol. Aku bawa proposal acaranya. Bye.”

Sambungan video call diputus. Ayah Calvin kesal. Berani sekali jewelry sibling memanfaatkan Revan. Kali ini dia harus bertindak tegas.

Balok mainan warna-warni dibereskan. Jera memakai krim Ayah Calvin memutuskan balok huruf adalah media terbaik untuk mengajari Silvi. Ia mengemas sejumlah balok huruf itu ke dalam kotak. Lalu ia beranjak ke kamar Silvi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun