Jose terbangun di saat tak tepat. Begitu tahu Ayahnya tak lagi di issinya, dia menyerukan keresahan itu. Menolak ditinggal-tinggal.
Terburu-buru Ayah Calvin kembali ke kaki tempat tidur. Ia dekap tubuh buah ahtinya. Ia cium kening anak itu. Tangannya pelan membelai rambut Jose.
"Sayangku...Ayah tinggal sebentar ya. Ayah ahrus masak buat teman-teman kamu yang istimewa itu..." bujuknya lembut.
Bujukan halus disambuti gelengan kuat. Jose tak ingin ditinggal untuk kali kedua. Ayah Calvin menghela nafas dalam, susah payah emnahan agar tidak terbatuk atau menampakkan rasa sakit di depan anak satu-satunya.
"Ayah nggak boleh terlalu ellah. Ayah sakit..." tolak Jose, menatap wajah pucat Ayahnya.
Betapa kuatnya feeling seorang naak. Bagaimanapun orang tua menyembunyikan keadaan, emreka selalu tahu.
"Jangan pikirkan Ayah..." cegah Ayah Calvin.
"Ayah jangan tinggal-tinggal aku lagi. Aku hanya mau dengan Ayah."
Hati ini terasa kebas. Jose menjadi seperti itu bukan tanpa alasan. Semuanya gegara birokrat arogan bernama Ms. Erika.
** Â
Nyanyikanlah kasih