Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ayah, Kita Orang Indonesia Kan?

13 Mei 2019   06:00 Diperbarui: 13 Mei 2019   06:04 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Picture by Kanenori (Pixabay)

"Sudah, Sayang." jawab Ayah Calvin tenang.

Ayah Calvin menebus waktunya yang hilang bersama Jose. Dibelikannya banyak makanan untuk anak tunggalnya. Sesekali mobil menepi. Saat itulah Ayah Calvin menyuapi Jose dengan potongan sandwich, pai susu, siomay, dan tart karamel.

Setengah jam kemudian, mereka sampai di sebuah kompleks sekolah. Sekolahnya bagus. Tapi masih lebih besar sekolah di yayasan milik Ayah Calvin.

"Van Lith..." Jose membaca tulisan di gerbang utama.

"Dulu Ayah sekolah di sini." Ayah Calvin mulai bercerita.

Mereka berjalan-jalan mengitari kompleks sekolah. Ayah Calvin menceritakan kebandelannya waktu kecil. Belajar di detik-detik terakhir sebelum ulangan, banyak main kelereng, main sepeda, dan main gundu. Diam-diam kabur setelah pulang sekolah untuk menyewa buku.

"Ayah suka pinjam buku? Kan Ayah punya banyak uang...bisa beli." tukas Jose tak percaya.

"Iya sih...tapi asyik aja. Sama kayak teman-teman lain."

Sesaat wajah Ayah Calvin kembali muram. Ia tak selamanya senang terus di sekolah. Dulu, Ayah Calvin menolak diantar Opa Effendi dengan mobil mewah. Tak mau juga diantar supir. Ia pulang-pergi sekolah dengan jalan kaki atau naik sepeda. Dalam perjalanan ke sekolah, sejumlah anak dari sekolah negeri meneriakinya.

"Cina lo!"

"Gendut lo!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun