Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ayah, Kita Orang Indonesia Kan?

13 Mei 2019   06:00 Diperbarui: 13 Mei 2019   06:04 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Picture by Kanenori (Pixabay)

Mendengar itu, Jose melipat dahi. Ia juga pernah disebut 'Cina' oleh nenek berkursi roda waktu karantina kontes menyanyi. Jose tak paham artinya. Setahunya, Cina atau China itu nama negara. Kalau ejekan yang kedua...

"Memangnya dulu Ayah kayak apa sih? Sampai dibully gitu..." selidik Jose.

Ayah Calvin tak menjawab. Ia malah balik kanan, berjalan masuk ke mobil. Jose mengejarnya. Dikiranya sang ayah akan pergi.

Laci dashboard dibuka. Sebuah foto dikeluarkan. Dalam foto itu, nampak seorang anak gendut berwajah pucat dan bermata sipit. Jose melotot kaget.

"Ayah, itu siapa?"

Ayah Calvin tertawa kecil. "Nah, kamu sendiri nggak kenal kan? Itu Ayah..."

Mata Jose membola. Benarkah? "Kenapa tubuh Ayah seperti itu?"

"Karena obat, Sayang. Ayah sakit..." sahut Ayah Calvin sabar.

"Tapi...tapi Andrio juga sakit. Andrio tetap ganteng kok."

"Nah, berarti Ayah jelek ya?"

Jose tak menjawab. Mana mungkin dia menyebut Ayahnya jelek?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun