Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[3 Pria, 3 Cinta, 3 Luka] Layang-layang, Cerminan Hidup Indah

21 Februari 2019   06:00 Diperbarui: 21 Februari 2019   06:09 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Jangan berjanji, berikan saja bukti."

"Ah, aku lupa. Kamu tak suka janji..."

Dentang lonceng kecil yang menggantung di pintu restoran mengalihkan atensi mereka. Mata Dokter Tian tertarik ke arah pintu. Calvin melangkah masuk. Membalas senyuman ramah door man. Terlihat ia menempati meja no. 9. 9, angka kesukaannya. Angka cantik tanggal lahirnya.

"Calvinku..." Dokter Tian berucap tanpa suara.

"Oh Tian, please... bisa tidak, sehari saja kaulupakan urusan pasien?"

Tidak, tidak bisa. Terlalu besar rasa sayangnya untuk Calvin.

Ada yang ganjil. Bukan karena Calvin datang sendirian, tetapi karena wajahnya pucat. Gerakannya pelan sekali, seolah tulang rusuknya mau patah. Kekhawatiran membelit hati Hematolog itu.

Apa yang ditakutkannya terjadi. Calvin muntah darah. Ya, Dokter Tian lihat semua itu.

Ia tak bisa tinggal diam. Sedikit egoistis Nyonya Dinda lesap. Mereka berdua berlari ke meja 9. Kurang dari sepuluh menit, mereka telah melarikan Calvin ke rumah sakit.

Merinding Nyonya Dinda melihat gumpalan darah. Dokter Tian cemas luar biasa. Setiba di rumah sakit, dikontaknya orang-orang terdekat Calvin. Dalam hati ia bertaruh pada dirinya sendiri, siapakah yang datang paling cepat?

Taruhannya meleset. Bukan Tuan Effendi, tetapi Abi Assegaf. Pria itu melepas gandengan tangan Adica dan Adeline, lalu berjalan cepat dengan tongkatnya. Berbahaya sekali. Hanya karena dorongan rasa sayang dan rasa membutuhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun