*teruntuk Maria Seti(a) & Alina (kau juga)
Ada yang merayap-ratap dalam ingatan
seteguk dengan limpah harapan
bagai kuntum bunga yang ditanam pada buku
kukuh, tak retak-retak apalagi membeku
Kapan terakhir kita berbincang?
merebahkan rindu yang pincang-pincang
itu tidak gampang
sudahkah kau memelukku seperti harapanmu
setelah ada janji-janji untuk bertemu(kalau sempat)
mungkin ini gemuruh-gemuruh semu(di waktu yang sangat tepat)
Hari-hari telah kau bakar bersama mentari
hati-hati rindu tak seperti mentari, tapi bisa terbakar,
kau terkapar,
rindu-rinduku yang membeku telah pecah berjatuhan di tubuh, kepala juga hatimu
Kekasih, harus berapa kali aku katakan kepadamu semua rindu itu tidak pantas kau sebut-sebut
cukup aku saja
ingat juga; ini sengaja
Ruang Sunyi, April 24