Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Langit Seputih Mutiara] Pria yang Tak Punya Waktu untuk Bercinta

12 Desember 2018   06:00 Diperbarui: 12 Desember 2018   06:04 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pixabay.com

Berusaha tepat waktu, itulah yang coba Adica lakukan. Voila, ia berhasil. Ia kembali masuk kotak siaran dua menit sebelum siaran berjaringan berakhir. Hatinya lega.

"Pendengar, baru saja telah kita ikuti warta berita siaran berjaringan nasional. Saat ini saya, Adica Wirawan Assegaf, kembali menemani Anda di Harmoni Pagi."

Pagi-pagi mendapat gangguan dari mantan kekasih rasa pebinor, godaan setan untuk Arlita. Yonathan terus saja membujuk, merayu, mengancam, dan menjelek-jelekkan Abi Assegaf. Semua itu demi merebut hati mualaf cantik Indo-Jerman itu. Satu kata saja dipakai untuk menghina Abi Assegaf, satu patahan besar batu karang kesabaran Arlita.

"Cukup! Berhenti mengatai suamiku lemah dan mandul!" geram Arlita marah.

"Kenyataan, kan? Assegaf infertilitas sekunder, makanya anak kalian hanya satu. Sejak sakit kanker, Assegaf tak pernah lagi memberimu nafkah batin, kan?"

Gelembung kemarahan Arlita pecah. "Aku tak peduli soal itu! Aku tidak menikahi Assegaf karena dorongan biologis!"

"Arlita, pantaskah mempertahankan pria yang tak punya waktu untuk bercinta sebagai pasangan?"

"Zaki Assegaf tetap kekasih hatiku, sehat ataupun sakit. Meski dia tak mungkin lagi menyentuhku. Karena dia belahan jiwaku."


Meski pun telah kausemaikan cinta

Di balik senyuman indah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun