Menurut catatan Desa Nagasepaha, seni lukis kaca dan wayang kulit tetap ditekuni oleh warga desa hingga saat ini. Â
Diah mewariskan teknik tersebut kepada beberapa anaknya: Nyoman Subrata (alm), Ketut Sekar, Ketut Suamba (alm), dan cucunya seperti Ketut Santosa, Made Wijana, Wayan Arnawa, dan Kadek Rusdiasa. Â
Sementara itu, dari garis lain, I Wayan Sanggra mewariskan seni lukis kaca kepada anaknya Nyoman Netep dan cucunya Kadek Suradi. Â
Masa keemasan seni lukis kaca Nagasepaha terjadi ketika karya-karya ini dikenal luas hingga ke luar Bali. Generasi penerus terus mencoba menjaga kualitas dan tema pewayangan, sekaligus menanggapi perubahan zaman lewat inovasi tema dan media. Â
Seni lukis wayang kaca Nagasepaha akhirnya mendapat pengakuan formal: pada tahun 2020, ia ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Biodata: I Wayan Arnawa
Berikut profil ringkas dan perjalanan hidup sang seniman kontemporer dari Nagasepaha:
•Nama Lengkap: I Wayan Arnawa
•Keturunan / Garis: Cucu dari maestro Jro Dalang Diah Â
•Usia / Tahun Lahir: 53 tahun (sekitar tahun 1969)
•Asal / Domisili: Dusun Delod Margi, Desa Nagasepaha, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Bali Â