Mahabharata, kisah besar India yang dilokalisasi di Nusantara, hidup lewat wayang, punakawan, dan nilai moral khas budaya Indonesia.
Penutupan O-Week Universitas Ciputra 2025 tampil berbeda dengan pertunjukan wayang yang luar biasa dari Elfrado, mahasiswa baru jurusan IBM-RC.
Bagaimana bila wayang digunakan sebagai media untuk pembelajaran Sejarah dalam kelas? Apakah dapat digunakan dengan baik?
Pagelaran Wayang Kulit Ki M. Rizki Tri Prastawa S.Pd. dengan Lakon "Wahyu Katentreman" Meriahkan Merti Desa dan HUT RI ke-80 di GonoharjoGonoharjo, 17
Demo Anarkis dalam kacamata Cerita Wayang dan Tuntunan Agama
Tuhan adalah Raja/Penguasa;Sedangkan Presiden dan Rakyat;Bonekanya Mainannya dan Wayangnya
Kebowan, 20 Agustus 2025 -- Malam penuh makna tersaji di Desa Kebowan, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang. Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun
Tengaran, Selasa Pon (19/8/2025) - Dusun Dlisem, Desa Cukil, Kecamatan Tengaran kembali menghidupkan tradisi tahunan Merti Dusun. Acara yang mengangka
“Belajar Asyik Lewat Wayang!” Wayang bukan hanya hiburan tradisional, tetapi juga bisa menjadi media edukasi yang menarik.
Gelar Festival Kampoeng Wayang Beber #2025 Desa Gendompol Melestarikan seni Budaya
Ada baiknya kita membaca sosok Cakil dengan cara yang berbeda. Agar, kita tak punya prasangka yang buruk tentang orang lain.
Rutan Surakarta Gelar Pagelaran Wayang Dewa Ruci, Wujud Kolaborasi dengan ISI Surakarta untuk Lestarikan Budaya
Hong Wilaheng memberi pesan: hidup adalah panggung besar, di mana manusia harus bijak memainkan perannya, menjaga budi agar tidak dikuasai nafsu.
Aksara Jawa adalah simbol puncak: Warisan budaya yang bukan hanya estetis, tetapi juga filosofis—sebuah Wedha Anyar yang tetap relevan di zaman modern
Tiga ungkapan itu jadi nasihat hidup: mulai dengan hening, jalani dengan bijaksana, dan jangan lupa jaga arah serta pusat diri.
Kalimat awal dalam jejeran wayang Banyumasan, itu bukan sekadar "basa-basi", melainkan pintu gerbang pengetahuan Jawa.
Serial wayang bukan hanya tontonan, tetapi tuntunan. Ungkapan loh jinawi, gemah ripah adalah cermin dari cita-cita politik, budaya, dan falsafah Jawa.
Panjang, punjung, pasir, wukir adalah cermin negara ideal dalam imajinasi Jawa: luas pengaruhnya, luhur wibawanya, kaya lautannya, dan kokoh gunungnya
Dalam ungkapan Kaeka-Adidasa-Purwa, dalang menghadirkan politik, budaya, dan filsafat sekaligus.
Dari Tirtayoga hingga catur warna, dalang menegaskan bahwa kehidupan dan negara hanya akan kuat bila selaras dengan tatanan kosmos.