Mohon tunggu...
Toto Endargo
Toto Endargo Mohon Tunggu... Peminat Budaya

Catatan dan Pembelajaran Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hong Wilaheng (1): Ilmu dalam Jejeran Wayang Banyumasan

24 Agustus 2025   13:37 Diperbarui: 26 Agustus 2025   12:50 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu dalam Jejeran Wayang Banyumasan - ChatGPT

Hong Wilaheng (1): Ilmu dalam Jejeran Wayang Banyumasan

Oleh Toto Endargo

Kalau kita menonton wayang kulit, seringkali kita hanya menunggu lakon dimulai. Tapi sesungguhnya, kalimat awal dalam jejeran wayang itu bukan sekadar pembuka, melainkan sebuah ilmu yang sarat makna. Khususnya dalam wayang Banyumasan, ada satu pembuka yang terkenal:

"Hong wilaheng awegenam astu namas sidhem. Ana ratu sidibya pranatengrat pramuditya. Mantra-mantra wetan, hanggendanu kilen. Rep-rep surup Hyang Pratanggapati, kilen pinayungan asta gangga wiron tanu. Asta tangan, gangga banyu, wira papan, tanu tegese tulis. Yen dhalang hamastani papan lan tulis tan prabeda. Dene dhalang tegesipun ngudhal piwulang yektine anggelar suraosing Wedha."

Kalimat itu panjang, puitis, dan memang bukan bahasa sehari-hari. Tapi kalau kita urai, ternyata di dalamnya tersimpan sumber pengetahuan, bahkan semacam "filsafat panggung" dari seorang dalang.

Dalang sebagai "Guru"

Disebutkan: dhalang tegesipun ngudhal piwulang yektine anggelar suraosing Wedha.
Artinya, dalang itu sejatinya bukan hanya pencerita, tapi pengajar. Ia mengurai piwulang (ajaran), membuka isi dari kitab-kitab Wedha. Jadi, ketika kita nonton wayang, sebenarnya kita sedang ikut "ngaji" filsafat hidup, cuma lewat bahasa simbolis.

Wedha Sekawan

Disebutkan ada empat Wedha:

  • Wedha Paramayoga
  • Wedha Pustakaraja
  • Wedha Purwakandha
  • Mahabharata

Nah, empat Wedha inilah yang dijadikan dasar jejeran. Kalau kita perhatikan, ini bukan sekadar kitab, tapi kerangka pengetahuan yang merangkum tata laku, sejarah, hukum, hingga falsafah hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun