Mohon tunggu...
Laela Sofrotun Nida
Laela Sofrotun Nida Mohon Tunggu... Guru - Santri Nurul Furqon - Mahasiswa Universitas Brawijaya

Hanya sekedar berbagi. Semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rindu

26 Februari 2021   01:54 Diperbarui: 26 Februari 2021   02:38 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di sepertiga malam yang sunyi

Diantara iringan nada alarm yang tengah berbunyi

aku duduk tawaruk

Berbalut mukena 

Beralaskan sajadah

Kedua tanganku menengadah

Meluapkan segala hal yang tengah gundah

Risau hati menahan gejolak rindu pada salahsatu ciptaanNya

Dia, lelaki yang disana

Kau beritahu daku, bahwa

Doa adalah jembatan kerinduan kita

Telah kusampaikan doaku padamu kepadaNya

Sebagai bentuk kerinduanku, 

Bermunajat dengan penciptamu.

Bila raga memang tak mampu bersua, biarlah doa kita yang kian berjumpa

Tak peduli kata obat rindu hanyalah temu, 

Biar saja kita tabung rindu-rindu yang kian memburu

Kita pecah nanti disaat semesta setuju dengan pertemuan kita

Kita, semoga lekas bertemu

Dalam tatap yang semoga kelak menjadi tetap

Dalam angan yang bukan lagi bayang-bayang, dan

Dalam sikap yang tak ada lagi canggung 

Hai, lelaki yang kurindukan

Mengertilah, doa yang selalu kusemogakan

Kita benar nyata adanya, bukan lagi kisah belaka

Semesta seisinyapun mengangguk, turut merestui

bahkan cicak di dinding juga ikut tertawa

bahagia menyaksikan kita, dua sejoli

Yang kadang masih malu-malu tapi mau

Semoga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun