Mohon tunggu...
Korudo Kiraru
Korudo Kiraru Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Subject 09 - Prolog - Goddamned Interrogation

26 Januari 2016   15:59 Diperbarui: 26 Januari 2016   17:25 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Huh. Butuh beberapa detik bagiku untuk mempercayai pengakuanmu. Tetapi sedari awal kau memang menunjukkan tanda-tanda kejujuran, tidak ada alasan bagiku untuk meragukannya," papar sang pria seraya mengalihkan pandangannya.

"H-hah? Apa maksudmu?"

"Pada tahun 1998, pernah terjadi kasus pencaplokan sebuah pulau oleh Singapura di daerah barat laut Indonesia. Kasus ini heboh di kalangan orang-orang Istana Negara, tetapi tidak terdengar ke telinga publik. Presiden Soeharto sengaja menutup-nutupinya karena ia sudah tidak dipercayai lagi oleh rakyat, ia tidak mau namanya semakin ternoda dengan kasus memalukan tersebut. Setiap kali ada wartawan yang berhasil mengendus kasus pencaplokan tersebut, mereka pasti diculik dan dibunuh secara misterius. Kematian mereka lantas dibuat menyerupai kecelakaan. Ini adalah cerita populer di kalangan pemerintah, kau pasti pernah mendengarnya 'kan?" Jelas sang pria.

"K-kasus Pulau Nagatari. U-untuk apa kau menceritakan kisah tersebut kepadaku?"

"Benar. Tetapi bukan kasus itu yang ingin kubahas. Peristiwa setelah kasus pencaplokan tersebut yang tidak diketahui oleh banyak orang," ujar sang pria seraya berjalan mondar-mandir di hadapan sang jenderal.

"Setelah Pulau Nagatari dicaplok, pemerintah Indonesia segera menjawab tindakan Singapura dengan membentuk sebuah badan rahasia yang didesain untuk mengeliminasi semua agen NATO di Indonesia. Jika kau penasaran mengapa NATO yang menjadi sasaran utama pemerintah, tentu saja karena NATO punya peran besar pada pencaplokan tersebut. NATO menginginkan pulau itu untuk menjadi pangkalan mereka.


"Oke, kembali ke topik. Jadi, badan rahasia ini dikabarkan terdiri dari pembunuh-pembunuh super elit yang telah dilatih sejak mereka masih belia. Mereka jauh lebih berbahaya daripada pembunuh rahasia Kopassus, satu orang agen kabarnya setara dengan seratus agen NATO yang konon sangat terlatih. Anak-anak ini tumbuh tanpa nama, tanpa identitas, tanpa sertifikat, tanpa akta, tanpa dokumen-dokumen yang dapat menunjukkan keberadaan mereka di bumi Nusantara. Sekalipun ada, semuanya palsu, bahkan sidik jari dan retina mereka dipalsukan," jelas sang pria lagi.

" ... "

"Itulah mengapa kau tak dapat menemukan identitas Jurig, sekalipun kau berusaha menggali informasi dari database CIA. Ia tak punya nama. Satu-satunya nama resmi yang disematkan pemerintah kepadanya adalah Subject 01 atau Subjek Satu."

Jenderal Yusuf pun terbelalak mendengar penjelasan sang pria. Ia kini sadar bahwa ia telah beroperasi dengan sesosok monster yang jauh lebih berbahaya daripada pembunuh rahasia pasukan khusus. Kini, tersisalah sebuah pertanyaan krusial: untuk apa sang pria membeberkan informasi tersebut kepadanya? "J-jadi, Jurig adalah agen pemerintah dari tahun 1998 tersebut. T-tetapi, mengapa kau menceritakan hal ini kepadaku?"

Sang pria kembali terdiam. Ia menatapi Jenderal Yusuf selama beberapa saat, lalu tersenyum lebar, lantas menutupnya dengan tawa nan mengolok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun