Mohon tunggu...
Korudo Kiraru
Korudo Kiraru Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Subject 09 - Prolog - Goddamned Interrogation

26 Januari 2016   15:59 Diperbarui: 26 Januari 2016   17:25 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiga polisi tewas. Sisa dua orang lagi.

Sang pria segera menghampiri polisi keempat yang berdiri membungkuk di dekat dinding. Ia menggenggam kepala sang polisi dan menempelkan moncong pistolnya tepat di kerongkongan sosok berkostum serba hitam tersebut. "KA-BLAM! KA-BLAM!" Sang pria menarik pelatuknya dua kali, menghasilkan lubang besar pada leher sang polisi. Tak ada jeritan rasa sakit, polisi tersebut langsung tewas.

Polisi kelima, ia berupaya melawan meskipun indera penglihatannya masih belum pulih. Ia mengayunkan pistol mitraliurnya ke arah suara tembakan, tentu saja ke arah sang buronan gila yang baru saja merubuhkan empat orang polisi taktis lainnya. Sebagai garis pertahanan terakhir di lorong nan redup tersebut, paling tidak ia harus bisa melukai sang pria.

Namun, sang pria tanggap. Ia segera memblokir laju tangan sang polisi. "ZBUK!" Sesaat setelahnya, ia menyodok wajah sang polisi dengan moncong pistolnya dan "JDUK!" Ia menendang bagian belakang lutut sang polisi hingga hilang keseimbangan. "KA-BLAM!" Tak ada jeda, sang pria segera melanjutkan serangannya dengan menembak pergelangan tangan sang polisi. Pistol mitraliur pun terlepas dari genggaman sang polisi, sang pria lantas menjegal leher sang polisi dengan hastanya hingga polisi berpakaian serba hitam tersebut tersungkur di atas ubin. "KA-BLAM! KA-BLAM!" Serangan penutup, dua timah panas dilepaskan dan bersarang tepat di tempurung kepala sang polisi.

Pertarungan pun usai, lima orang anggota Densus AT-13 tewas tanpa sempat melakukan perlawanan yang berarti. Malah, konfrontasi yang baru saja terjadi tidak cocok jika disebut dengan "pertarungan". Mereka hancur-lebur sebelum mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi. Sang pria beraksi begitu cepat sehingga tiada reaksi apapun dari pihak kepolisian. Mengerikan.

Sang pria lantas menghilang di balik tirai kegelapan. Ia membuang pistolnya dan membiarkan mayat para polisi tergeletak mengenaskan di lorong nan redup tersebut. Darah mengecap hampir di setiap permukaan dinding dan ubin, menjadi saksi bisu atas kejadian yang menimpa para polisi.


---

"Ini gila! Ia benar-benar pembunuh rahasia pemerintah, bukan begitu? Tetapi, mengapa ia memburu kita? Mengapa ia tidak mau bekerjasama dengan rencana kita? Apakah kita sengaja dijebak pemerintah untuk membantai orang-orang di Kampung Rimbun?" Tanya sang jenderal seraya melangkah dengan tergesa-gesa, ia begitu terheran dengan eksistensi sang buronan pembunuh.

"A-aku juga tak paham, pak. Kurasa ia adalah agen yang lepas dari tali kekang pemerintah," jawab sang ajudan seadanya. Kepalanya sibuk menoleh ke sana-kemari memperhatikan keadaan sekitar. Tangannya pun terlihat bersiaga dengan pistol semi-otomatisnya. Panik.

"Rogue agent?"

"T-tampaknya demikian, pak ... "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun