Karena SSD punya keterbatasan jumlah penulisan ulang (write cycle). Setiap sel memori hanya bisa ditulis ulang dalam jumlah terbatas sebelum performanya menurun. Nah, proses defragmentasi membuat SSD melakukan banyak penulisan ulang yang tidak perlu — demi "merapikan" data yang sebenarnya tidak perlu dirapikan.
Kalau dilakukan sekali-dua kali, memang tidak langsung merusak. Tapi kalau kamu rutin defrag SSD, maka kamu sedang mempercepat keausan sel-sel memorinya. Itu sama saja seperti membuang jatah umur SSD secara sia-sia.
Windows Sudah Menyesuaikan
Kalau kamu pakai Windows 10 atau 11, sebenarnya sistem operasi sudah cukup cerdas. Saat kamu klik "Optimize" pada drive SSD, Windows tidak menjalankan defrag, melainkan perintah TRIM.
TRIM adalah perintah yang memberitahu SSD data mana yang sudah tidak digunakan, agar sel memori bisa siap digunakan kembali. Ini justru membantu SSD bekerja lebih efisien tanpa merusaknya.
Tapi masalahnya, sebagian pengguna yang masih pakai software pihak ketiga — atau bahkan pakai Windows versi lama — bisa jadi masih menjalankan defrag secara manual, atau bahkan menjadwalkannya otomatis setiap minggu. Dan ini yang sebaiknya dihentikan.
Bagaimana Jika Sudah Terlanjur Defrag SSD?
Tenang, tidak perlu panik.
Satu atau dua kali defrag tidak akan langsung menghancurkan SSD kamu. SSD tidak se-rentan itu. Tapi tetap saja, tidak ada manfaatnya, dan hanya menambah jumlah penulisan ulang yang tidak perlu.