Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Idealisme Cebok: Mengapa Bule Pakai Tisu Toilet?

8 Januari 2022   04:55 Diperbarui: 8 Januari 2022   04:58 4056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Idealisme Cebok: Kering dan Basah Tidak Akan Pernah Ketemu (tribunnews.com)

Dilansir dari sumber (bbc.com), Bassem Yousef seorang komedian Mesir mengatakan bahwa sulit memahami (Amerika) sebagai negara yang paling maju di dunia, tapi sangat terbelakang dengan urusan "ke belakang."

Ia mengaku jika kemana-mana harus membawa selang semprot portabel yang dikenal dengan nama Shataff. Menurutnya, itu sama pentingnya dengan tunai dan paspor.

Bagi Yousef yang muslim, air memang ada hubungannya dengan kotoran (BAB dan BAK). Di Turki, fatwa telah dikeluarkan sejak 2015. Isinya, haram hukumnya jika cebok pakai kertas. Kecuali air memang tidak tersedia.

Tapi, hal yang sama juga terjadi bagi warga non-muslim. Masih dari bbc, Astha Garg, seorang ilmuwan dari Mumbai telah bekerja di San Fransisco selama dua tahunan ketika ia mendapatkan alat cebok portabel tradisional India atau "Bath Mug."

Dibelinya pun pada toko khusus barang-barang India. Baginya, sebagian kawan-kawannya memilih untuk beradaptasi. Namun, tidak bagi Astha dan sebagian lagi.

"Orang Amerika sudah merasa nyaman dengan tisu toilet, jangan harap banyak peralatan yang tersedia untuk penganut paham cebok air. Apalagi di toilet umum," pungkas Astha.

Nampaknya orang Amerika memang sangat susah diubah. Pemahaman "jijik"-nya berbeda. Sebagaimana Andrew yang merasa kotor gegara pantat basah. Padahal jika mau dipikir, tisu toilet bisa berfungsi untuk mengelap pantat, bukan? Entahlah.

Menurut penulis, Andrew sudah terkontaminasi paham kapitalis. Mungkin saja cebok air dianggap primitif, karena berasosiasi dengan negara dunia ketiga.

Tapi, faktor kapitalisme sebenarnya berasal dari aksi korporasi. Produsen tisu kertas adalah mereka yang secara agresif mendorong pemakaian kertas toilet sejak abad ke-20. Lewat iklan dan kampanye.

Bahkan, hingga tahun 70an orang Inggris pun tidak mempercayai tisu buatan produsen Amerika yang mereka anggap terlalu tipis. Produsen di sana telah berhasil menghipnotis warganya untuk menggunakan produksi Inggris yang lebih tebal. Apa bedanya?

Yang pasti, penulis masih teringat bagaimana seorang tamu Amerika yang merasa tersinggung disuguhkan tisu rol sehabis makan. Padahal tisu, ya tisu. Lebih bersih dari pantat yang belum dicuci.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun